HARI KEDUA DI SURABAYA
Sebelum membahas tentang hari kedua kami di Surabaya, ada
yang tau ngga kata Surabaya berasal dari kata apa?
Hehe... saya kasi tau aja yah sekalian. Ada pendapat
mengenai asal kata Surabaya, bahwa Surabaya berasal dari kata Suro yang berarti
hiu (ikan hiu) dan Boyo yang berarti buaya. Jadi hiu dan buaya saat ini yang
menjadi landmark kota Surabaya.
Melalui tour dari House of Sampoerna kita di ajak
jalan-jalan keliling kota dengan tujuan yang biasanya berbeda-beda. Kali ini
kita berkeliling melalui kota tua, sekali lagi melewati Jembatan Merah, lalu
kami semua berhenti di Kelenteng Hok An Kiong, dimana Kelenteng ini merupakan
kelenteng tertua di Surabaya yang dibangun tahun 1830. Di kelenteng ini kita
singgah sekitar 15 menit untuk berfoto dan melihat-lihat. Lalu dari sana kami
semua melanjutkan tour dengan mengunjungi Pasar Atom. Waktu itu di bus, Mba
tour Guide bilang kalau Pasar Atom ini dulu yang datang hanya orang-orang kaya
saja karena di pasar ini hanya menjual barang-barang yang terbuat dari atom.
Karena Mas Fendi duduk jauh dari kami berdua (waktu itu tempatnya penuh dengan
ibu-ibu dan anak-anak TK yang sedang melakukan tour bersama kami), Lalu saya
dan iis mulai bertanya-tanya, apa yah yang dimaksud dengan atom?? Hehe..
setelah kami turun dan bertanya ke Mas Fendi, barulah kami tahu bahwa yang
dimaksud dengan atom adalah barang-barang yang terbuat dari besi atau seng.
Jadi yang termasuk dengan barang-barang atom itu seperti panci, katel dll..
ooohhh baru tahu saya...
Di Pasar Atom kami diijinkan berkeliling selama kurang lebih
20 menit. Begitu masuk Pasar Atom berhubung masih pagi, kami hanya melihat
toko-toko yang masih tutup atau baru buka saja. Hehe... tapi lumayan lah, kita
jadi tau Pasar Atom tuh seperti apa. Ternyata Pasar Atom saat ini banyak
menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, seprei, makanan,
minuman, dan 1 lagi berhubung saat itu hanya selang beberapa hari menjelang
hari raya imlek, maka disana cukup banyak juga yang menjual perlengkapan imlek,
seperti lilin, angpao, dan hiasan-hiasan imlek seperti (pohon sakura imitasi,
gantungan-gantungan berwarna merah dll).
Tak terasa waktu kunjungan di Pasar Atom sudah habis, kami
semua bergegas ke bus dan kembali ke camp pertama, yaitu House of Sampoerna.
Tournya belum selesai sampai sini saja, karena Sampoerna
juga menyediakan tour untuk melihat museum rokok sampoerna dan proses pembuatan
rokok Dji Sam Soe. Disana kita bisa melihat foto-foto para pendiri dan
direktur PT. Sampoerna dari dulu sampai saat ini, ada juga sepeda dan motor
jadoel yang di pakai pendirinya pada waktu itu, peralatan-peralatan yang
digunakan untuk membuat rokok. Di lantai 2, kami semua dapat melihat proses
pembuatan rokok yang keren bangettt. Disana terdapat lebih dari 400orang
terampil yang sedang membuat rokok (tak
tanggung-tanggung mereka semua dapat mengerjakan >300batang rokok dalam
sehari; pada bagian yang membungkus rokok, mereka dapat mengepak rokok isi 12
batang hanya dalam waktu 12 detik saja!!). Betul-betul kemampuan yang
mengagumkan!
Dari awal saya selalu bilang kalau Hotel Sparkling
Backpacker dekat dengan Monumen Kapal Selam kan? Tapi kalian pasti
terheran-heran, kapan kita ke monumennya? Katanya deket.. hehe... iya
ngga?
Hehehe... iya, setelah dari House of Sampoerna, baru kita
melanjutkan perjalanan ke Monumen Kapal Selam karena waktunya mepet banget,
jadi kita baru sempat datang kesana. Disana kita harus membeli tiket seharga
Rp. 5000. Langsung deh kita masuk ke kapal selam yang berwarna biru laut
(bagian atas) dan hitam (bagian bawah) itu. Woooww... baru pertama kali saya
masuk ke sebuah kapal selam. Bentuk dari luarnya sih gede banget, ternyata di
bagian dalamnya sempit banget. Rauangan kapal selamnya itu lebih banyak diisi
oleh mesin-mesin yang jelas saya ngga tau untuk apa, ada juga kasur-kasur
seukuran badan laki-laki dewasa untuk tempat tidur para prajurit, ada ruangan
milik kapten yang juga sangat kecil, rudal, Oya yang menurut saya sangat
menarik adalah periskopnya (kalau kata Mas Fendi sih biasanya bisa buat liat
keluar, bisa liat mobil-mobil yang lewat) yang sayangnya kali ini saya kurang
beruntung karena ngga keliatan apa-apa. Hehe.. disana saya menyusuri ruangan demi
ruangan sampai akhirnya menemui pintu keluar, lalu kita semua turun, dan
barulah kita semua foto-foto dengan kapal selam secara keseluruhan. Hehe..
Dari Monumen Kapal Selam, tanpa menyia-nyiakan waktu kami
semua langsung menuju ke tempat wisata selanjutnya yaitu Pagoda di Kanjeran
Park. Pagoda ini termasuk pagoda terbesar di Indonesia (Kalau yang tertingginya
ada di Semarang namanya Pagoda Watugong). Kalau yang sudah pernah melihat
Pagoda di China yang namanya Tian Tan, kalian pasti bakalan nyadar kalau bangunannya
mirip banget. Pagoda di Surabaya ini, benar-benar megah, tapi sayang sepertinya
kurang terawat, karena banyak sekali rumput liarnya. Mungkin karena besarnya
Kanjeran Park dan kurangnya petugas kebersihan yang bertugas disana.
Oya di Kanjeran Park ini juga kita bisa melihat hutan bakau
yang banyak didatangi burung camar warnanya putih, bagus deh, lumayan buat
nongkrong-nongkrong, karena sambil melihat keindahan pohon bakau dan camarnya,
kita juga bisa sambil makan es kelapa yang dingin dan nikmat ditemani dengan
makanan khas daerah sana namanya lontong kupang
(lontong yang disiram dengan kuah petis+taburan daging kerang kecil-kecil yang
banyak banget) dan sate kerang (kerang yang
dimasak dengan kecap manis dan ditusuk-tusuk seperti sate, rasanya manis, pedas
dan gurih) nyam-nyammmmm beneran enak
nih makanannya... hehehe..
Ngga kerasa waktunya dah agak sore juga, jadi kita langsung
cao ke tempat souvenir khas Surabaya, nama tokonya
MIROTA. Disana banyak dijual patung-patungan, dari berbentuk wayang,
orang negro, ikon khas Surabaya (hiu dan buaya), ada juga gelang, gantungan
kunci, sampai tas juga baju dan kain batik. Tidak lupa juga di Toko Mirota ini
dijual miniatur pecut khas Madura (yang kemarin saya pingin sekali beli) dengan harga terjangkau hanya Rp. 4000 saja.
Hehehe.. Di toko Mirota saking asiknya kami lihat-lihat tak terasa sudah jam
16.00 lagi.
Berhubung saya dan Iis memutuskan untuk pindah hotel (tidak lagi di Hotel Sparkling Backpacker) ke hotel yang lebih dekat dengan Bandara Juanda, jadi dari Toko Mirota, saya, Iis dan Mas Fendi bergegas ke daerah sekitar Bandara. Jujur saja disana kami belum punya alternatif hotel sama sekali. Setelah berkeliling ternyata ada hotel baru dan bagus namanya Sinar Hotel, langsung saja saya dan Iis segera turun dari mobil dan menayakan tarif hotel per malam, heee... ternyata harganya mahal banget (menurut kita sihhh).. permalamnya Rp. 389.000.. Biasanya kan kita nyari hotelnya yang Rp. 100.000-150.000. hehe... maklum budgetnya sedikit.
Jadi kami berkeliling lagi cari hotel dengan harga
terjangkau... setelah sekian lama, akhirnya di dekat
pintu gerbang TNI AU ada banyak banget hotel, sekitar 6 hotel berderet disana..
setelah pilih-pilih, akhirnya saya dan Iis memutuskan untuk menginap di Hotel Menara Suci, alasannya hotel ini adalah hotel
yang paling besar dibandingkan dengan yang lainnya, selain itu juga hotel ini
melayani pemberangkatan jamaah haji dan juga jasa tour dan travel. *jadi
keliatannya meyakinkan banget..
Oya ngga lupa juga saya dan Iis pamitan dengan Mas Fendi
karena sudah meluangkan waktunya untuk jalan-jalan bersama kita. Kalau ngga
ditemenin, ngga tau deh gimana cara jalan-jalannya soalnya di Surabaya kan mau
kemana-mana jauuuhhh banget, apalagi buat kita yang baru pertama kali datang
kesana (pasti bingung dehh...). MAKASIH
SEKALI LAGI YAH MASSSS....
Walaupun lebih besar dibanding dengan hotel-hotel lain disekitarnya, hotel ini mematok tarif yang murah dan terjangkau. Kamar standar hanya Rp. 90.000 saja, sedangkan kamar standar+ yang saya pilih hanya Rp. 100.000 dengan kamar madi luar dan kipas angin. Tempat tidurnya juga sangat luas dan nyaman karena terdiri dari ranjang bertingkat, dibagian bawah ranjang ukuran king, diatasnya ranjang ukuran queen. Hehehe..
Lumayanlah bisa tidur walaupun dengan keringat yang tetap
mengalir deras. Soalnya kamarnya puanaaassss sekali walaupun pakai kipas angin.
Hehehe... (padahal baru bisa ketawa setelah sampai Bandung)
*sekalian ngasih tau juga, di
sekitar hotel ini ada yang jual buah-buahan harganya murah banget. Waktu itu kami
iseng-iseng tanya harga buah naga, ternyata hanya Rp. 15.000/kg. Hehe...
akhirnya saya beli buah naga 2kg dan iis beli buah naganya 1kg. Lumayan,
soalnya kalau di Bandung harga buah naga bisa mencapai Rp. 15.000/buah.
Hehehe..
No comments:
Post a Comment