Monday, August 26, 2013

Baturaden - Nusa Kambangan (Part 6 : Cilacap oohh.. Cilacap)

Kota Cilacap yang Penuh Kenangan



Dari Nusa Kambangan, kami meluncur ke Pantai Teluk Penyu.. Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, dan kami belum sempat mengunjungi obyek wisata yang terakhir, yaitu benteng Pendem yang juga merupakan salah satu ikon wisata kota Cilacap.

Daripada kami tidak kesana, maka dengan sisa semangat yang ada akhirnya kami datang ke Benteng Pendem yang tidak jauh dari tempat kami turun kapal nelayan Antonio 1.

Dari tempat kami turun, kami tinggal menyebrang jalan, dan sampailah kami di Benteng pendem yang sudah mau tutup.

Untungnya tuh Benteng belum tutup karena masih menunggu wisatawan yang masih ada di dalam.. jadilah kami masuk, foto-foto di bagian depan dan jalan-jalan sambil tetap berfoto ke sekeliling benteng.
salah satu gerbang Benteng Pendem

Bentengnya ternyata sangat besar dan kokoh, dan ternyata begitu masuk ke benteng kita bakalan melihat parit yang jga besar yang mengelilingi benteng tersebut. Di dalam benteng terdapat banyak sekali ruangan-ruangan yang agak-agak menyeramkan (bukan hanya karena bentuknya yang menyeramkan, tapi juga gelap dan sangat sepi).

Walaupun sangat menyeramkan, tapi di dalamnya juga terdapat banyak taman bermain lohh.. di setiap sudut benteng pasti ad ataman bermainnya dimana para pengunjung bisa bermain ayunan, jungkat jungkit dan lain-lain.

Kami berkeliling di benteng pendem tidak terlalu lama, paling-paling hanya setengah jam, lalu keluar lagi karena kami semua sudah sangat lapar.


Dari hasil pencarian tempat makan di Cilacap (dari internet), saya menemukan sebuah RM seafood yang katanya sangat enak, maka dari itu seselesainya dari Benteng Pendem kami segera mencari RM Seafood yang dimaksud, namanya RM Sari Laut (untuk menuju kesana kami tinggal berjalan kaki, atau kalau bingung bertanya ke penjual yang ada disana).

Ternyata RM Sari Laut itu cukup terkenal juga lohh.. 


ini dia makanan yang kami pesan



Selesai makan jelas saja, hari sudah gelap karena jam sudah menunjukkan pukul 19.00. Jangan kan mobil, bahkan motor pun sudah sangat jarang di daerah ini. Jadi kami memutuskan untuk menelepon taksi yang pertama kami naiki untuk sampai ke Pantai Teluk Penyu, untuk menjemput dan mengantar kami kembali ke hotel. Hehe..

Sekedar informasi, ternyata angkot-angkot di cilacap sudah tidak beroperasi pada pukul 17.00. Ketika di tanya ke supir taksi sih katanya “mana ada yang mau naik angkot lagi kalau udah jam segini.. memang orang-orang mau pada kemana kalau udah malem gini.” Gitu jawabannya. Hahaha.. Ternyata orang-orang di Cilacap mungkin ngga terlalu suka jalan-jalan sore kali yah.. Hehe..

Tapi pemikiran saya kalau penduduk Cilacap tidak suka jalan-jalan sore salah besar lohhh.. Ternyataa di alun-alun kota, tidak jauh dari tempat saya menginap terdapat hiburan yang sangat seruuu. Di sana ada banyak sekali sepeda-sepeda roda 4 yang terparkir rapi.

Sepedanya itu bukan sepeda biasa lohh. Sepedanya bukan hanya punya roda 4, tapi juga punya 4 pedal dan dapat dinaiki hingga 6 orang dan memiliki setir syang mirip dengan setir mobil. Masih belummm.. Sepeda-sepdanya itu dihiasi oleh lampu-lampu yang berwarna-warni dan memiliki speaker yang bisa dipasang kalau kita menyewa sepeda tersebut.



Tentu saja kami semua tidak mau ketinggalan. Sepulang hotel, kami mandi dan bergegas turun lagi untuk menyewa sepeda itu. Hahaha..
Ternyata untuk menyewa sepedanya kita cukup membayar Rp. 20.000 untuk berkeliling 1 blok dan Rp. 40.000 untuk berkeliling sepuasnya. Hihi.. akhirnya sih kami bayar yang 20 ribu aja deh, karena udah cape banget.    
*Kami akhirnya pulang besok paginya pukul 05.30 menggunakan Bus Doa Ibu  (Rp. 45.000) dan sampai di Bandung pukul 13.00..   
Perjalanan ke kota Purwokerto (Baturaden) dan Cilacap (Nusa kambangan) kali ini betul-betul menyenangkan dan tidak dapat saya lupakan. Pengalaman saya kali ini benar-benar bertambah.

Kalau di kasih kesempatan untuk mengunjungi ‘pulau penjara’ sekali lagi saya tetep mau dehh! Walaupun sempat dimarahin, tapi keindahan pantainya betul-betul bikin ketagihan. Hehehe..

Baturaden - Nusa Kambangan (Part 5 : 'Pulau Penjara')

Yeahhhh... Pulau Nusa Kambangan : 'Pulau Penjara'





Singkat cerita kami menuju ‘pulau penjara’ dengan perjalanan sekitar 1 jam dari pulau wisata.

Sepanjang perjalanan kami melihat banyak sekali kapal-kapal tongkang yang memuat beagam hasil bumi, seperti batu bara, minyak mentah, semen dll. Kerenn.. Soalnya buat saya itu juga merupakan pemandangan yang menarik dan tidak pernah kami temui selama ini.

salah satu kapal tongkangnya..

Setibanya di ‘pulau penjara’ Nusa Kambangan, kami turun dari perahu… Dan jujur aja, kami semua bingung dan benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Jelas aja, karena begitu kami turun dari kapal, banyak banget sipir-sipir dengan badan besar dan baju berwarna biru laut yang berkeliaran di sana.
Deg-degan!!

Hiiii.. Rasanya waktu itu kayak kita tuh salah tempat + salah kostum (soalnya kita semua pakai kaos dan celana pendek untuk mengunjungi pantai, bukan mengunjungi penjara).. Lengkap dehhh rasanya! Perut rasanya kayak di kocok-kocok saking tegangnya.

Akhirnya disana kami cuma duduk-duduk di dekat dermaga atau foto-foto dengan kapal atau bus yang lagi parkir.

Tapi ketika kami sedang duduk-duduk, datanglah seorang berbaju bukan sipir yang tiba-tiba bilang gini “ade mau kemana?” saya jawab aja “mau masuk pa, ke dalam.. Boleh ngga yah?” terus si bapak itu jawab lagi “bisa, tapi harganya lumayan mahal” sambil deg-degan, saya jawab lagi “ooh, musti bayar berapa memangnya pa?” Bapaknya bilang lagi “300ribu lah buat ade, itu juga kalau mau”

Waktu itu saya mikir, buset dehh.. Mahal amat.. “Mahal amat pa? Memang masih bisa kurang lagi ngga?” akhirnya dia kasih harga ultimatum sambil bilang gini “ya udah, kalau mau 200ribu, kalau ngga saya mau balik ke Cilacap sekarang!”

Wowww.. Begitu dia bilang gitu, saya langsung diskusi sama Iis dan Christy..

Ya udah, akhirnya kita semua sepakat dengan harga Rp. 200.000 untuk ‘tour penjara’ diantar mobil dan menunjugi pantai yang katanya sih bagus.

Akhirnya si bapak itu (kita sebut aja Pak Bui, bukan nama sebenarnya) datang ke pos penjaga yang diisi oleh sipir-sipir bermuka galak untuk ‘diskusi’ + katanya sih ngasi tip buat melancarkan perjalanan kami.

Dengan percaya dirinya Pak Bui menyetir mobil yang membawa kami untuk masuk melewati portal penjaga penjara sambil tersenyum-senyum yang menurut saya sih senyumnya – senyum percaya diri yang ‘dipaksakan’..

Di dalam penjara kami sempat dijelaskan kalau untuk masuk sampai ke penjara paling ujung yang namanya … dan Pantai, memerlukan waktu ±20menit mengunakan mobil..

Didalam perjalanan yang panjang itu, kami melewati 7 buah Penjara yang berbeda-beda. Katanya sih dulunya masing-masing penjara diisi oleh Narapidana dengan kasus-kasus tertentu, tapi sekarang semua penjaranya diisi oleh napi-napi dengan berbagai jenis kejahatan, dan semuanya dijadikan satu (seperti pembunuhan, perampokan, terorisme dll), kecuali narapidana dengan kasus narkoba yang ditempatkan di Lembaga Permasyarakatan Khusus Narkoba.. Ini dia salah satu fotonya..



Sepanjang perjalanan, kami jelas tidak diijinkan untuk turun, jadi kami hanya foto-foto bangunan penjara dari dalam mobil saja.

Yeahhh, rasanya deg-degan campur bangga karena waktu itu hanya kami 3 orang cewek yang masuk ke dalam ‘pulau penjara’ sebagai  ‘wisatawan gelap’. Hehehe..

Disana, selain untuk wisata penjara, saya juga punya misi lain, yaitu membeli batu ali buatan para narapidana yang sangat terkenal (itu titipan papa saya.. Walaupun papa ngga maksa untuk beli, tapi, rasanya senang bisa menjalankan misi itu. Haha..)

Akhirnya di penjara terakhir yang bernama Lapas Permisan, Pak Bui membelokkan mobilnya untuk bertemu dengan sipir dan napi yang sedang asyik bermain biliar.. Lalu pak Bui bilang pakai bahasa jawa yang intinya “ada yang mau beli batu ali, minta orang yah 2 buat bawa batunya ke pantai, nanti kita nunggu disana” lalu napinya bilang kira-kira begini “ooh iya ada, nanti sebentar kita kesana”
Lalu kami melanjutkan naik mobil ke pantai yang tidak jauh dari penjara terakhir itu.

Begitu kami melihat ke arah pantainya..  gila deh pokoknya, saya baru tau ternyata ada pantai seindah ini di Cilacap.
Rasanya mata tuh seperti baru pertama kali melihat sesuatu yang bagus dan indah setelah selama ini saya selalu berkutat dengan kesibukan di Bandung.


Setelah lihat-lihat keindahan pantainya sebentar, eehh.. ngga lama kemudian kedua napi yang diminta datang untuk menjual cincin dan batu ali pun tiba di pantai, diantarkan dengan seorang sipir dengan menggunakan motor bebek.

Begitu mereka bertiga turun dari motornya, 2 orang napi yang berjualan langsung mandatangi kami (saya dan Iis, kalau Christy dia ngga berani mendekat, malah main di pantai sendirian katanya sih takut.. hehe..) dan mengeluarkan barang dagangannya.

Waktu itu kami melihat-lihat barang dagangannya dengan agak takut-takut.. Ya iya lahh yaa…

Sambil melihat-lihat cincin yang dijual, sekali lagi kami memberanikan diri untuk mengobrol dan bertanya-tanya tentang mengapa mereka bisa berada di sana dan tentang kehidupan di penjara Nusa Kambangan.

Ternyata mengobrol dengan para napi tidak seseram yang dibayangkan. Mereka berdua sangat ramah, selain itu mereka yang diijinkan berjualan pun bukan napi sembarangan. Mereka berdua adalah napi yang sebentar lagi bebas dari masa tahanannya karana mereka telah berkelakuan baik.


Dari hasil obrolan dengan mereka, ternyata yang satu masuk penjara Nusa Kambangan karena dia berkelahi dan tidak sengaja membunuh salah satu temannya sehingga di kenakan hukuman penjara selama 5 tahun. Sedangkan yang satunya lagi, dia membunuh isterinya yang selingkuh sehingga dikenai hukuman penjara selama 11tahun. Keduanya bulan September mendatang akan dibebaskan.

Ketika ditanya mengenai kehidupan di dalam penjara, ternyata sangat menyeramkan!!

Ternyata mereka semua yang ada di dalam penjara pasti pernah merasakan dipukuli oleh para sipir. Dipukulnya ngga main-main lohh.. Bisa pakai tangan kosong, selang, sampai yang paling menyakitkan adalah kalau di pukul pakai pecut pari. Hyiiiiii.. Serem banget yahh..

Mereka juga bilang kalau di dalam penjara memang ada kantin atau warung yang menjual aneka kebutuhan pokok, tapi tentunya dengan harga yang sangat mahal. Bagi saya sih sepertinya mereka sangat haus akan barang-barang atau pun makannan yang kalau di dunia luar sangat mudah di jumpai baik di supermarket ataupun warung-warung..

Akhirnya setelah sekian lama ngobrol-ngobrol dengan bang napi, saya berhasil memilih sebuah cincin yang menurut saya bagus dan mungkin cocok dipakain oleh ayah saya. Hehe.. Cincinnya lumayan besar, ditengahnya ada sebuah batu ali yang dinamakan batu mata kucing.

Yang lucunya adalah ketika proses tawar menawar dengan kedua napi.
Waktu saya tanyakan harga cincin batu mata kucing itu, mereka memberi harga Rp. 100.000. Tapi berhubung uang saya sangat terbatas waktu itu, saya bermaksud menawar dengan harga Rp. 75.000.. Tapi ngga dikasih. Hehe..  
Wahh, saya bingung juga.. 

Gimana nihh?! 

Akhirnya saya dan Iis punya ide dengan memberikan roti yang saya bawa sebagai ganti harga yang saya tawarkan. Hahaha.. Bukan cuma roti, saya juga memberikan pop mie yang saya bawa buat bekel kalau saya lapar. Wahahaha..

Hasilnya? Tentu saja tawaran saya diterima, mereka merasa senang banget bisa mendapat kan roti dan popmie yang saya bawa. Malahan roti sisir yang cukup besar langsung habis dalam sekejap oleh mereka berdua.

Senang rasanya bisa mengobrol dan berbagi bersama mereka. Yahh, walaupun mereka dulunya seorang pembunuh, tapi tetap saja mereka (para napi) juga manusia yang punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati. Hehehe..

Setelah membeli batu ali, saya dan Iis meninggalkan kedua napi itu untuk bermain-main dan berfoto di pantai.

Kami main di pantai sampai sekitar pukul 16.30, dan kembali ke pos awal menggunakan mobil Pak Bui.

Begitu tiba di Pos dan kami semua hendak naik ke kapal Antonio 1, tiba-tiba saja ada seorang sipir yang mendatangi saya dan mulai menanyakan sesuatu…  

Disana kami sempat berbicara secara serius mengenai keslahan saya karena masuk begitu saja ke ‘pulau penjara’


Yah, saya ngga tau juga sih, kenapa kami di datangi sipir itu, padahal Pak Bui bilang di awal kalau permasalan untuk masuk ke dalam sudah diselesaikan. 

Tapi sudah seharusnya saya terima, karena memang kesalahan saya memaksakan diri masuk kesana, tapi untungnya semua berakhir dengan baik dan saya naik ke kapal Antonio 1 dengan perasaan campur aduk antara tegang, senang, bangga dan bahagia karena sudah ada 1 pengalaman baru lagi dalam kehidupan saya.

Kalau ada yang mau lebih tahu tentang kejadian lebih lengkapnya, baca aja yah di Kejadian Seru dan Menegangkan di Pulau Nusa Kambangan. semoga bisa jadi pelajaran dan menghibur juga.. Hehe..

Sunday, August 25, 2013

Baturaden - Nusa Kambangan (Part 4 : Pulau Wisata Nusa Kambangan)

Pulau Wisata Nusa Kambangan, Wisata Alam dan Menikmati Pantai Pasir Putih



Kami harus meninggalkan Baturaden di hari kedua pada pukul 6 pagi, untuk menuju tempat wisata selanjutnya di Cilacap.. Yaitu Nusa Kambangan.. Horeeeee..

Jadi dari Terminal Baturaden, kami naik angkot menuju Terminal Bus Purwokerto (naik angkot warna kuning metalik, harganya Rp. 8.000/orang). Perjalanan dari Terminal Baturaden ke Terminal Bus Purwokerto memakan waktu kurang lebih 45menit.

*Ada yang perlu dikasi tau nih.. Ternyata begitu turun angkot di terminal Bus Purwokerto (atau mungkin di terminal bus yang lain) seringkali ada bapak-bapak bertampang preman yang datang dan bilangnya sih berniat membantu angkat koper dan antar kita ke tempat mangkal bus yang mau kita naiki.. Akhirnya temen-temen tau kan maksudnya apa? Yup, betul.. Minta uang!

Biasanya mereka datang kalau melihat orang-orang yang bawa banyak barang atau datang mendekati orang-orang yang keliatannya bingung mau kemana.

Jadi sarannya sih, kalau memang kita sudah yakin akan tujuan kita di terminal atau dimanapun sebaiknya ngga usah ngeladenin mereka-mereka itu, atau bilang aja “ngga pa, saya udah tau mau kemana”.  Atau kalaupun bingung lebih baik Tanya ke petugas yang memakai seragam aja, soalnya kita kan ngga tau tuh orang sebetulnya berniat baik atau ngga.

Hehe.. Singkat cerita, kami bertiga di datangi preman kaya gitu, tiba-tiba aja koper dan semua tas kita di bawain, ditanya mau kemana dan tanpa tedeng aling-aling langsung dianter ke tempat bus-bus yang mangkal.
Dengan tergesa-gesa kami semua mengikuti kemana jalannya tuh preman, yahh untungnya sih memang diantar ke tempat yang bener. Tapi akhirnya kami musti kasi uang ‘ongkos angkut’ juga. Waktu itu sih saya kasi aja Rp. 2.000. Walaupun dia minta lebih, bodo amat dehh.

*Oya, di Cilacap ada teman papa yang sedang bertugas disana. Jadi, sebelum berangkat ke Jawa Tengah, saya sudah menghubungi beliau (namanya Hasyim, saya biasa memanggilnya Pak Hasyim) dan pada saat di Baturaden pun saya menghubungi beliau lagi untuk memastikan kalau beliau bisa membantu saya selama disana. Hehe..

Untuk sampai ke kota Cilacap, kami menggunakan mikrobus.. Perjalanan dari Purwokerto sampai ke Cilacap kurang lebih 2,5jam. 

Ada cerita unik ketika melakukan perjalanan ke Cilacap. Ceritnya waktu itu saya ngga smpat beli oleh-oleh dari Bandung untuk Pak Hasyim, jadi dengan terpaksa saya membeli oleh oleh dari kota terdekat dari Purwokerto. Tapi waktu itu bingung juga gimanaa caranya yaa? Akhirnya saya memberanikan diri bilang ke Pak Supir kalau saya mau beli oleh-oleh “Pak, kalau saya mau beli oleh-oleh, bisa beli dimana yah?” terus Pak Supir yang baik bilang “ooh, kalau mau beli oleh-oleh nanti kita berenti aja sebentar di Sukoraja.” Woooww betapa baiknya Pak Supir ituuu.. Haha..

Dan bener aja, setibanya di Sukoraja, Pak Supir memberhentikan busnya sebentar buat kami beli oleh-oleh seperti getuk, jenang dan lain-lain.. Hahaha.. Udah kaya mobil sendiri aja yahh..

Begitu kami tiba di kota Cilacap waktu itu sekitar pukul 09.30, Pak Hasyim sudah menunggu di terminal untuk mengantar kami menggunakan Taksi Cilacap ke hotel. Hotel kami terletak di jalan utama kota Cilacap, namanya Hotel Darusalam (Hotel ini terletak di dalam kawasan Masjid Agung Kota Cilacap, sebelah alun-alun Kota). Hehe.. Beneran ngga nyangka di kawasan Masjid Agung ada sebuah hotel yang nyaman dan bersih + pemandangan yang sangat indah di malam hari. Keren kannn..
*Hotel Darusalam memasang tariff yang sangat terjangkau, hanya Rp. 125.000/malam, seperti biasa kami memesan 1 buah kasur tambahan dengan harga yang sama dengan Hotel Aprilia Rp. 40.000

keindahan tiang masjid dari atas hotel

Di hotel kami hanya menaruh barang-barang yang tidak kami butuhkan, siap-siap bentar dan langsung berangkat lagi ke tempat wisata selanjutnya yang ditunggu-tunggu.. Pulau Nusa kambangan!

Untuk menuju ke Pulau Nusa Kambangan, perlu menuju ke Teluk Penyu dulu. Dari hotel menuju Teluk Penyu kami berangkat pakai taksi.. Bilangnya backpackeran, tapi kok pakai taksi terus? Iya, terpaksa banget tuhh.. Soalnya di Cilacap tuh memang susah banget cari angkot.. Percaya dehh..

Begitu kami turun dari taksi di Teluk Penyu, langsung aja ada tukang perahu yang datang menawarkan jasa untuk menyebrang ke Pulau Nusa Kambangan. Setelah proses tawar menawar akhirnya sepakat dengan harga Rp. 100.000 pulang pergi. Yah dipikir murah juga lah ya, itung itung seorang 30ribu doang..

Sip dehh.. siapp brangkatttt..



Perjalanannya memakan waktu sekitar 15menit, gelombangnya ngga terlalu besar kok, jadi buat yang agak takut dengan gelombang laut jangan takut.. Naik perahunya yang berasa nyaman dan aman.. Hehe..

*Waktu itu kami naik kapal yang namanya Antonio 1.. 

kalau ada yang perlu nomor kontaknya, bisa tulis alamat emailnya aja di kolom komentar yaa.. Oya, buat yang mau nomor telepon taksi cilacap juga bisa tulis aja di kolom komentar, nanti langsung saya kirim nomor kontaknya ke alamat email kalian.. Sip kann..

Kami diantarkan nelayan ke Pulau Nusa Kambangan yang memang di khususkan untuk para wisatawan. Untuk masuk ke Pulau tersebut, kami harus membayar tiket masuk Rp. 7.500. Senang rasanya bisa mnginjakkan kaki dan menjelajah Pulau Nusa Kambangan yang sampai saat ini masih jarang wisatawan yang datang kesana karena cap negatif sebagai penjara. Namun ternyata Pulau nusa Kambangan yang satu ini memnag di khususkan untuk pariwisata.

Pulau Nusa Kambangan ini konsepnya dibuat seperti wisata jelajah alam, maka untuk menikmati keindahan alam di Pulai ini, para wisatawan perlu berjalan sepanjang pulau ±700m (sama juga dengan jalanan yang menanjak dan menurun..). Walaupun kemarin lelah banget dari Baturaden, tapi untuk menjelajahi Pulau Nusa Kambangan merupakan suatu kebanggaan tersendiri, sehingga rasa lelahnya sedikit demi sedikit hilang dehh..

Di pulau ini terdapat sebuah Goa yang indah, untuk mencapai kesana kita perlu belok sedikit dari jalan besar (tenang aja, udah ada petunjuk jalannya juga kok..).

goa yang ada di Pulau wisata Nusa Kambangan

Setelah melihat keindahan Goa, kita kembali lagi ke jalan utama untuk selanjutnya kita akan menemukan Pantai Karang Bolong yang indah.. Jempol dehh..



Bukan cuma sampai sana, dari Pantai Karang Bolong kalau kita melanjutkan perjalanan lagi kita dapat menemukan sebuah pantai terakhir, namanya Pantai Karang Pandan. Pantai ini juga ngga kalah indahnya. Kalau di Pantai Karang Bolong terdapat tebing-tebing karang yang indah disertai dengan pantai pasir putih yang agak kasar, namun di Pantai Karang Pandan walaupun ada tebing-tebing karang, namun disini pasirnya lebih lembut di kaki.

*tapi sebaiknya sih kita ngga berenang di kedua pantai tersebut. Karena kedua pantainya memiliki ombak yang sangat besar.

Dari Pantai Karang Pandan, kita bisa melanjutkan perjalanan pulang sambil melewati sebuah benteng pertahanan peninggalan Belanda yang terlihat masih sangat kokoh. Gimana ngga.. coba aja liat fotonya.. walaupun udah ditumbuhi tanaman dengan akar yang sangat besar, namun semua temboknya masih tegap berdiri. *harusnya bangunan jaman sekarang juga mengikuti pola pembangunan seperti itu yaa.. hehe.. maklum, dana terbatas jeng..

Keindahan wisata di Pulau Nusa Kambangan memang mantap dehh.. Tapi ada sayangnya loh teman-teman.. karena pulau yang sebegitu indahnya harus dihiasi dengan banyak sekali sampah-sampah yang berserakan. Kalau lebih bersih, pasti bakalan lebih keren deh.. Sayang banget yahh..  

Agak sedih dan kecewa juga sih kalau datang ke Pulau Nusa Kambangan yang seharusnya lebih indah lagi dan kita harapkan lebih ternyata masih kurang pengelolaannya.  Maka dari itu setibanya kami di pos masuk Pulau Nusa Kambangan, saya kepikiran untuk mengunjungi Pulau Nusa Kambangan yang dijadikan lokasi penjara dengan High Maximum Security itu.

Pikiran untuk datang ke ‘pulau penjara’ memang baru saja melintas. Yahh, apa boleh buat, karena sedikit rasa kecewa datang ke Pulau Wisata Nusa Kambangan minimal harus terobati, kan udah cape-cape datang ke Cilacap. Iya ngga?

Di pos masuk itu akhirnya kami bertanya ke penjaga warung yang memang ada di pulau tersebut untuk menanyakan tentang prosedur dan kisaran harga untuk datang ke ‘pulau penjara’, jawabannya beragam.. Ada yang bilang Rp. 500.000-1.000.000 untuk ijin masuk dan biaya kapal yang mengantar.

Huuhhhhh.. Waktu itu jelas aja kami mikirnya mahal banget. Maklum kan backpackeran, kami semua bawa uangnya terbatas. 

Tapi akhirnya begitu kami memanggil kembali Kapal Antonio 1 untuk menjemput, kami juga bertanya ke bapak nelayan yang mengantar kami itu.. Ternyata Pak nelayan memberi harga Rp. 350.000 (sudah termasuk biaya antar jemput Rp. 100.000 ke pulau wisata) sampai ke ‘pulau penjara’ dan kembali lagi ke Pantai Teluk Penyu. Kami pikir boleh lah, itung-itung cari pengalaman baru juga kann..

Baturaden - Nusa Kambangan (Part 3 : Pancuran Pitu)

Pancuran Pitu : Lelah tapi Indah Cuyy...



Dari Pancuran Telu, kami memutuskan untuk menuju ke lokasi berikutnya yaitu Pancuran Pitu. Kami akhirnya bertanya kepada penjaga yang ada di Pancuran Telu, ternyata jawabannya “Pancuran telu tinggal naik aja lagi, tapi masih jauh sekitar 2km.”

Huhh.. Berhubung udah terlanjur cape naik ke Pancuran Telu, masa sih kita ngga lanjut ke lokasi tujuan kita yang lain. Yahh, akhirnya kami semua memutuskan untuk terus lanjut..

Hahh.. Hahhh.. Hahhhhh.. Aje gileee.. ternyata 2km menanjak tuh berasa jauhhhh n cape banget yahh.. udah gitu ngga ada lagi selain kami bertiga yang jalan ke pancuran pitu. Omigottttt.. Agak serem juga, tapi untungnya petunjuk jalannya lumayan jelas, jadi ngga mungkin kesasar deh kayanya. Hehe..

Kalau buat saya sih perjalanan menanjak dan jauh begitu sangat menantang, makin lama kerasanya makin asik.. Malah waktu itu mikirnya “wahh bakalan kurus nih kalau gini caranya.” Hahaha.. Tapi buat Iis dan Christy sih keliatannya lumayan jadi beban. Apalagi si Christy, dia sih paling parah.. Di sepanjang perjalanan, pasti posisinya paling terakhir. Hahaha.. Liat nih tampangnya..
liat dehh tampangnya.. hahaha...

*Oya, waktu itu juga kami tanya kalau ke Pancuran Pitu ternyata butuh waktu sekitar 1jam jalan kaki. Tentunya kalau ngga pake berenti-berenti yaa..

Medan yang kami lalui untuk mencapai Pancuran Pitu ngga semudah waktu kami menuju Pancuran Telu. Untuk menuju Pancuran Pitu medannya agak sulit. Memang ada beberapa lokasi menanjak yang sudah di bikin anak-anak tangga gitu, tapi ada juga yang belum ada anak tangganya dan hanya berupa jalan tanah yang agak licin atau musti melewati jalanan aspal yang berlubang-lubang + tentunya ngga lupa nanjak terusss..

Begitu sampai di Pancuran Pitu yang berasa tuh kaki pegel, keringetan, badan cape, punggung pegel karena bawa tas ransel yang isinya ransum (yang akhirnya ngga dimakan) *Kayanya waktu itu berasa abis di ospek  dehh.. Hahaha..

*Ngga lupa juga begitu mau masuk ke Pancuran Pitu ada loketnya dan seperti biasa harus bayar Rp. 7.500 buat masuk kesana.

Eittttss.. Jangan salah dulu.. Begitu beli tiket di loket bukan berarti udah sampai di Pancuran Pitunya loh yaa.. Masih ada jalanan menanjak dan menurun kurang lebih 300meter. Hahaha.. Ga usah ditanya n dijelasin lagi, yang berasa ya itu dia CAPEEEEE…

Setelah perjalanan panjang dan melelahkan sampailah kita di lokasi Pancuran Pitu yang sebenarnya.

Tapi ternyataaa, dilihat dari jauh aja Pancuran Pitu lebih indah dari yang dibayangkan, jangan dibandingin juga deh dengan Pancuran Telu. Pancuran Pitu pokoknya lebih wowww..

Oya, begitu masuk ke Pancuran Pitu juga ada banyak yang menawarkan jasa lulur dan pijit. Berhubung kakinya pegel banget, jadi saya dan Christy memutuskan untuk mau di lulur + pijit kaki dan tangan. Haha.. Asik banget deh pokoknya..
pijitan si mba ini mantep banget dehh..

*Untuk pijit+lulur tangan dan kaki, cukup mengeluarkan uang Rp. 15.000 saja.. Penting diketahui (ciye.. ciye..) lulurannya itu menggunakan bubuk belerang yang warnanya mirip banget sama bubuk kunyit (dijual juga kok.. harganya Rp. 10.000/4bungkus), waktu di lulur kaki dan tangan kita dicuci menggunakan air yang mengalir dari sumber di pancuran pitu yang puanassss bangetttt.. Pokoknya kalau ada yang ga teriak begitu masukin kaki atau tangannya kesana hebat dehh.. Haha..

Hasil setelah luluran beneran keliatan banget, kaki n tangan kita jadi terlihat lebih bening, putih dan halus.. Beneran lohhh, ngga bohong..

Di Pancuran Pitu bukan cuma ada sumber mata air yang 7 biji itu aja loh, di pinggir-pinggirnya juga ada banyak kolam-kolam kecil yang sumbernya dari ke-7 pancuran itu. Selain itu juga ada air terjun mini dan gundukan batuan sulfur yang dialiri air panas dari Pancuran Pitu.

Ssstttt.. tunggu dulu, keindahan Pancuran Pitu ngga cuma sampai situ aja. Kalau kita jalan lagi n bersusah-susah sedikit (kurang lebih 50meter) berjalan kaki yang juga naik turun, kita dapat menemukan sebuah Goa yang kerennya minta ampunn, ngga percaya, liat aja..
keren yahhh.. warnanya hampir keemasan gitu..

Ngga kebayang n ngga terlalu ngeharapin deh sebenernya kalau di lokasi Pancuran Pitu itu juga ada Goa yang bisa di bilang lebih keren daripada bentuk Pancuran Pitunya. Malah ada wisatawan yang kebetulan jalan bersama menuju goa bilang “Wah, kenapa yah malah Pancuran Pitu yang dijadiin lokasi wisata utamanya, kenapa ngga Goa ini aja yang di jadiin lokasi wisata utama di Batuaden?”

Tapi kalau dipikir kenapa Pancuran Pitu jadi lokasi wisata utama, menurut saya sih karena air yang mengalir di Goa itu sumber mata airnya yah tetep dari Pancuran Pitu. Jadi wajar banget kalau Pancuran Pitu tetep jadi lokasi wisata utama.


Oya, pulangnya dari Pancuran Pitu, ngga lupa kita tetep harus jalan ke loket Pancuran Pitu yang berjarak 300meter itu. Ha..Ha.. Ha..(ketawa miris).

Tapi untungnya untuk pulang menuju Terminal Baturaden kita ngga perlu jalan balik 2km lagi. Horeee… ternyata ada angkutan umum yang mengangkut untuk pulang dengan membayar Rp. 10.000/orang.
*Memang menyedihkan kita ngga tau kalau untuk menuju Pancuran Pitu itu sebetulnya tidak perlu jalan kaki dan berlelah-lelah, cukup naik angkot dari Terminal Baturaden, bayar Rp. 7.500-10.000, sampe dehh di Pancuran Pitu. 

Tapi buat orang-orang yang kurang info kayak kami, hal itu ngga terlalu masalah kokkkkkkkk, kan bisa menikmati pemandangan hutan, olahraga n nurunin berat badan juga. Ambil hikmahnya aja.. *padahal pembenaran.com
Begitu tiba di Terminal Baturaden sebetulnya kami bertiga bingung apa lebih baik kita istirahat ke hotel atau lanjut main lagi. Soalnya waktu itu baru menunjukkan pukul 15.00.

Yoiii.. Mau tidur juga masih pagi banget itu sihh.. Malu lah sama bantal n kasur.. Jadi kami memutuskan masuk lagi ke Lokawisata Baturaden (jadi buat yang udah pernah beli tiket, di hari yang sama boleh masuk berapa kalipun).. *Ngga mau rugi juga sihh sebenernya. Haha..

Disana kami semua lanjut menjelajah lokwisata yang belum terlewati.
*Karena tematnya memang luas banget, jadi berasa ngga ada abisnya dehh..
Sebelumya untuk melihat cascade, Pancuran Telu dan Pancuran Pitu kami menjelajah kearah kiri (dari pintu masuk). Sekarang kami menjelajah kearah kanan, dan ternyata disana ada juga banyak wahananya.. Diantaranya kolam renang (mirip waterboom mini) dan sepeda roda 4..

Yup, kami semua memutuskan untuk mencoba sepeda roda 4 yang bentuknya mirip mobil + setir pula.. harganya juga sangat murah, hanya Rp. 3.000 untuk 3 putaran (ada trek aspalnya), tapi akhirnya kami dikasih 4 putaran.. Lumayan daripada lumanyun.. Haha..
sepeda roda 4, ayo kita balapannn..

Setelah itu kami melewati jembatan gantung yang ternyata sudah diganti dengan jembatan beton, dan mengelilingi Lokawisata, lanjut menyebrang melewati jembatan batu untuk kemudian kami pulang melalui loket utama.selanjutnya kami makan di RM Anna Sari yang ngga jauh dari terminal, dan.. fiuhhh akhirnya selesai juga.. Hihi…

Selesai apanya?

Ya jalan-jalan capenya di Baturaden, ya ceritanya juga. Hahaha..

*Kami tiba di hotel sekitar pukul 5 sore, mandi ngobrol sebentar dannn pukul setengah 7 kami semua udah ngga kuat lagi dan langsung tidur nyenyak yang ga berasa apa-apa sampai pagi. ZzzzZzzz……. 

Baturaden - Nusa Kambangan (Part 2 : Cascade & Pancuran 3)

Cascade & Pancuran Telu yang hanya ada di Baturaden




Yoiii… sekitar pukul 10.00 kami tiba di kawasan wisata Baturaden.

Tanpa buang-buang waktu, kami semua diantarkan oleh Bapak supir angkot ke kawasan hotel yang ada disana.
*rencananya sih kami mau menginap di Hotel Moroseneng atau Hotel Legen yang sudah saya cari sebelumnya. Tapi ternyata pak supir angkot bilang kalau kedua hotel ini jauh dari kawasan wisatanya.

Ternyata benar, dari kedua hotel itu menuju kawasan wisata masih butuh waktu sekitar 10 menit dengan naik angkot.

Ternyata Bapak supir angkotnya ngga bohong.. Hehe..

Sampai akhirnya kita turun didepan sebuah hotel “sederhana” (bentuknya kayak rumah tinggal gitu) dan ngga jauh dari Terminal dan kawasan wisata Baturaden.

Lalu begitu kami turun, langsung deh ada bapak-bapak yang menawarkan hotel. Istilahnya ‘calo’ kali yahh.. Hehe..

Waktu itu saya tanya ke bapaknya “Pak, memangnya berapa kisaran harga hotel-hotel disini?” Bapaknya bilang “Disini paling murah Rp. 150.000-200.000”
Wooww waktu itu saya mikirnya mahal banget yah, soalnya perkiraan saya waktu itu harga hotel disana sekitar Rp. 80.000-100.000. Yaudah saya jawab “Ooh gitu.. Makasih yah Pak, biar saya cari sendiri aja.” Soalnya kebetulan disana saya lihat banyak banget hotelnya.

Akhirnya dari tempat saya turun angkot dan bertanya ke bapak calo, kita jalan lagi buat cari-cari hotel yang lain..

Ngga lama kami jalan, akhirnya kita menemukan sebuah hotel yang keliatannya bagus, keren dan profesional (lebay dikit). Namanya Hotel Aprilia. Lokasinya agak masuk ke gang sihh, tapi terlihat megah dengan papan nama dan bangunan yang besar.

ini dia Hotel Aprilia

Disana saya memutuskan masuk sendirian kedalam hotel untuk tanya-tanya, sementara yang lainnya tetap diluar gang.

Ketika memasuki hotelnya, ada pegawai hotel yang keluar dan langsung menunjukkan kamar yang ditawarkan. Begitu saya lihat kamar hotelnya ternyata sangat nyaman dan bersih. Lalu pas ditanya harganya, pegawainya bilang Rp. 125.000.. Hahahaha… Mantaf dehh, untung waktu itu saya ngga ngikutin si Bapak calo.

Akhirnya kami memutuskan untuk menginap di Hotel Aprilia dengan menggunakan kasur tambahan dengan harga Rp. 40.000. Lumayan lah, Rp. 165.000 dapat hotel yang nyaman, bersih + kasur tambahan. Sippp dehh..

Di Hotel kami istirahat sekitar setengah jam, duduk-duduk sambil makan roti yang kami bawa dari Bandung (Maklum, kami kan memang belum makan dari semalem).

Setelah istirahat, kami semua memutuskan langsung menuju Lokawisata Baturaden yang cuma butuh waktu sekitar 5menit jalan kaki buat sampai sana.
*Baturaden memang tempat yang asyik buat jalan-jalan. Lokasinya ada di dataran tinggi, jadi udaranya sejuk, tempatnya juga nyaman banget.

Mendekati pintu masuk Baturaden, kita bakalan melihat sebuah pesawat terbang yang dijadikan bioskop.
Ngga lupa dong, kami foto-foto dulu disana. Hehe.. ini nih fotonya..



Setelah foto-foto sama pesawat kami beli tiket masuk Lokawisata. Dengan harga Rp. 8.000 saja, kita sudah dapat menikmati banyak hal-hal menarik yang ada disana.

Pertama masuk, kami semua disuguhi patung laki-laki dan perempuan dengan tulisan Batur Raden di bawahnya. Bagus dan terawatt..

Setelah berfoto ria di patung Baturaden, kami jalan lagi dan ngga lama kemudian kami melihat sebuah air mancur yang sangat tinggi (Cascade namanya). Air mancur itu awalnya sekitar 25 meter di bawah kita dan melesat keatas sampai sekitar 10 meter di atas kita. Wooowwww keren bangettt.. Liat aja fotonya..


Setelah dari Cascade, kami melanjutkan jalan lagi ke tujuan utama yang ingin kami datangi, yaitu Pancuran Telu dan Pancuran Pitu. Ternyata untuk menuju ke Pancuran Telu, kami perlu berjalan menaiki bukit ‘hutan’ sekitar 500meter dengan jalan yang menanjak.
*Jalanannya sudah dibuatkan jalan setapak dan ada juga tangga-tangganya. 
Yah walaupun lumayan cape, tapi enak juga lah kita bisa bersantai-santai sambil menghirup udara pegunungan. Iya kann..

Di tengah perjalanan menuju Pancuran Telu ada sebuah loket untuk memasuki pancuran tersebut. Harga tiketnya Rp. 7.500..

Sesampainya di Pancuran Telu ternyata sudah ada cukup banyak orang yang sudah tiba disana. Mereka semua sedang asik berendam dan berfoto ria. Tapi begitu saya melihat keadaan di Pancuran Telu sejujurnya saya merasa agak kecewa, karena ternyata lokasi wisatanya tidak seindah yang di gembar-gemborkan di internet dll..

Di Pancuran Telu hanya terdapat sebuah kolam kecil yang diatasnya terdapat 3 buah pancuran yang menjadi sumber mata air panasnya. Juga ada beberapa buah kolam kecil dan sebuah air terjun kecil yang biasa-biasa saja.

Di Pancuran Telu juga terdapat sebuah makam.. Hiii.. Begitu melihat kedalamnya agak serem gitu..



 makamnya ada dibalik pintu itu tuhh..

Baturaden - Nusa Kambangan (Part 1)

Perjalanan KA Ekonomi ke Kroya



Siapa bilang kalau wisata seru harus ke luar negeri?

Kenapa? Karena wisata di dalam negeri itu juga sama serunya kok! Ini buktinya..

Baca aja yaa..
Tanggal 19 Agustus 2013 kemarin saya, Iis dan seorang saudara sepupu (Christy namanya) pergi ke kota Cilacap dan sekitarnya.. Jalan-jalan kali ini sih sebetulnya rencana dadakan dari Iis yang ngajak untuk jalan-jalan dalam rangka liburan lebaran. Tapi berhubung kalau berangkat wisata pas liburan kayaknya ngga akan terlalu asik, karena tempat wisata bakalan penuh dan pasti segalanya jadi mahal.

Jadi kami memutuskan untuk berangkat pada tanggal itu karena merupakan minggu terakhir liburan yang panjaaanggg, harapannya sih supaya yang pada liburan pas lebaran udah pada pulang dan kita baru berangkat. Hehe..

Seperti rencana perjalanan yang sudah saya buat sebelumnya, kami berangkat dari Bandung ke Cilacap melalui Stasiun Kereta Api Kiaracondong..
*Waktu beli tiket (berhubung udah dapet bocoran dari salah satu kenalan papa di Cilacap), kita udah tau kalau mau ke Cilacap Naik KA tidak bisa turun langsung di Kota Cilacapnya, tapi harus turun di Kroya (masih di Kabupaten Cilacap).

Singkat cerita, akhirnya kami beli tiket Kereta Ekonomi (Kutojaya Selatan) jurusan Kiaracondong-Kroya yang berangkat pukul 21.10 dengan harga yang sangatt murah Rp. 50.000..

Waktu itu kami tiba di Stasiun KA Kiaracondong sekitar setengah jam sebelum keberangkatan Kereta Api, benar saja ternyata Stasiunnya udah penuh.. Banyak banget penumpang Kereta Api yang mengantri untuk masuk.
*Oya, saat ini tidak hanya kereta bisnis dan eksekutif saja yang penumpangnya perlu menunjukkan kartu identitas, tapi penumpang kereta ekonomi saat pun harus menunjukkan kartu identitas (seperti KTP, SIM dll), dan nantinya tiket yang telah kita beli akan dicap dengan tanda “sudah diperiksa”. Setelah itu baru deh kami semua mencari gerbong dan tempat duduk yang sudah ditentukan.

Kereta Api ekonomi sekarang ini enak banget. Bener deh.. Soalnya saat ini semua Kereta Api, termasuk yang ekonomi semuanya pakai AC.. Huhuuuyyy dingin euyy..

Kami bertiga duduk di kursi untuk 4 orang (2 orang saling berhadapan).. kursinya lumayan enak, berupa sofa tipis gitu.. Tapiii ternyata enaknya itu cuma berlangsung buat 2 jam pertama aja.. haha.. Selanjutnya nih punggung rasanya pegel bangettt.. Kayanya senderannya kurang pas deh..

Tapi yah mau ngga mau dijalanin aja deh.. Walaupun di kereta, maunya dibawa tidur juga ga bisa.. Hiksss.. Soalnya di dalem kereta banyak banget penumpang yang bertelepon ria, anak kecil nangis, ada juga yang udah ketiduran, ngorok pula + yang lainnya ada ngedengerin musik campuran dangdut n keroncong jawa gituhh..

Yahh, kita dikereta paling pejem-pejemin mata kaya tidur ayam gitu.. Saya kayanya bangun setiap 10-15menit sekali deh.. Haduhh sengsara.. Haha.. (baru bisa ketawa setelah sampe di rumah)..
Setelah bla bla bla blaaaaa yang panjang dan agak-agak sengsara di kereta tibalah saatnya saya turun dari kereta karena pada pukul 03.11 kami semua sudah tiba di Stasiun Kroya..

Wuihhhh.. Hari masih gelap.. Cuma ada beberapa gelintir orang aja.. Tapi untung ada agenda Sholat Subuh buat Iis, jadi kami semua langsung meuju Mushola yang ga jauh dari pinggir rel kereta. Disana kami menunggu sampai kurang lebih pukul 04.15, lalu terdengarlah adzan sebagai tanda untuk Iis dan yang lainnya untuk Sholat.  

Sekitar pukul 04.40, setelah Iis sholat, kami semua menuju jalan raya, waktu itu kami sempat tanya ke petugas yang ada disana, ternyata katanya sih kalau mau ke jalan raya ngga perlu keluar dari stasiun, cukup jalan menyusuri rel KA, maka kami akan menemukan jalan raya.
Jadilah kami sambil membawa barang bawaan menyusuri rel KA yang ternyata lumayan jauh juga, kurang lebih 300 meter lahh..

Begitu sampai di jalan raya, ternyata sudah ada mikrobus menuju Purwokerto yang akan segera berangkat (karena tujuan kami yang pertama adalah kawasan lokawisata Baturaden). Haha.. Pas banget.. Kirain jam segitu belum ada angkutan umum yang lewat.. Hehehe..

Dan waktu itu ternyata kami adalah 3 orang pertama yang naik ke mikrobus..

Sekitar 1,5 jam dari Kroya dengan perjalanan yang cukup menanjak ke kota Purwokerto, tibalah kami di Terminal Bus Purwokerto, disana kami diarahkan naik angkot D1 (warna oranye) untuk menuju ke Jalan Jenderal Sudirman dengan harga Rp. 3.000.. Untuk beli titipan kakak saya yaitu keremes ayam yang katanya sih adanya di RM Niki Sae. Tapi berhubung waktu baru menunjukkan sekitar pukul 07.15 semua toko yang ada disana masih pada tutup..

Huaaaa.. Jadinya kami malah luntang lantung di Jl. Jend. Sudirman sambil bawa tas dan koper masing-masing sambil diliatin orang-orang yang lagi olahraga pagi.. Maluuu.. Hahaha…

Sambil cari-cari RM Niki Sae yang dimaksud, kita semua akhirnya nemuin supermarket yang masih tutup + satpam yang jagain.. Yah daripada luntang lantung ngga jelas, kami bertiga akhirnya ngedeketin bapak satpam yang jaga sambil cari informasi RM Niki Sae, kebetulan disana ada banyak kursi (mungkin bekas jaga malem).. Tapi apa mau dikata.. Katanya semua toko yang ada disana baru mulai buka jam 9, kami jadinya ngobrol ama pak satpam yang baik hati sampai sekitar jam 8an..

Karena lama-lama ngga sabar juga nunggu sampai jam 9 dan si Bapaknya ngga tau RM Niki Sae dimana, akhirnya saya dan Iis memutuskan untuk mencari lagi di sekitar jalan sana. Setelah berjalan cukup jauh dan tanya-tanya ke orang sekitar, ternyataaa.. si RM Niki Sae yang di maksud udah tutup dongggg..  APAHHH?? TUTUP?!  TIDAAKKKKKKKK!!!!

Padahal kan udah cape-cape nunggu.. Hiksss..

Ya udah akhirnya dengan “semangat 45” plus informasi dari Pak Satpam cara menuju Baturaden, kami melanjutkan pengembaraan kami. 
Info dari pak satpam, kalau dari Jalan Jenderal Sudirman ngga ada angkot menuju Baturaden, jadi kami harus jalan dulu sampai lampu merah pertama yang lumayan jauh.. Baru, setelah itu naik angkot menuju Kebon Dalem, lalu naik angkot lagi menuju Baturaden. *lumayan ribet buat yang belum tidur semalaman kayak kami..

Sesampainya di lampu merah, kami langsung berniat cegat angkot yang akan lewat Kebon Dalem.. bener aja, ngga lama angkot yang dimaksud datang juga.. Haha.. Penderitaan hampir selesai, karena kami ngga perlu angkat-angkat tas+koper lagi pikir saya..
Begitu saya cegat angkotnya dan tanya “Pa, ke Kebon Dalem?” eeh.. si bapaknya ngejawab “Kebon Dalem deket, jalan kaki aja.” Wew weww wewww.. Dia ngga mau angkat kita donggg.. KURANG AJARRR!!
Akhirnya dengan keringat dan air mata kita jalan ke Kebon Dalem yang ternyata ngga deket-deket amat.. Capedehhhhh..


Begitu sampai di Kebon Dalem, kita akhirnya bisa naik angkot warna hijau yang langsung menuju ke Baturaden (untuk mencapai Baturaden dari Kebon Dalem harganya Rp. 7.500).. Haha.. Lumayan kaki dan tangan guwe bisa istirahat barang 45menit. Hihi..

Wednesday, August 14, 2013

ITINERARY NUSAKAMBANGAN-PURWOKERTO




Watu Karang Bolong, Nusa Kambangan


Seperti biasa setiap kali mau memutuskan jalan-jalan, saya berusaha membuat itinerarynya.. Maklum, daripada memutuskan jalan-jalan, tau-tau udah sampe sana malah ngga tau mau kemana. Iya kan?

Nah, rencananya tanggal 19 Agustus 2013 (ngga lama lagi) saya, Iis dan seorang sepupu saya yang bernama Christy berniat jalan-jalan ke sebuah pulau yang katanya sih angker, tapi keren.. namanya Pulau Nusa Kambangan.

Niat jalan-jalan kesana diputuskan karena liburan lebaran kemarin kami semua tidak sempat kemana-kemana, hanya pulang kampung.. lagian kalau jalan-jalan pas lagi lebaran kebayangnya sih semua tempat wisata pada penuh. Jadi deh perginya setelah lebaran aja. Hehe..

Kenapa ke nusa kambangan? Hehe.. itu sih awalnya karena ada usul dari Iis pengen liburan yang menyenangkan dan ngga mahal. Setelah liat-liat jadwal kereta ekonomi, ternyata yang waktu tempuhnya sebentar dan harganya yang terjangkau adalah ke kota Cilacap. Bagusnya disana, ya ada Pulau Nusa Kambangan itu. Hihihi..

Tapi berhubung setelah tanya-tanya ke orang-orang, ternyata ngga semua Kereta Api ekonomi berhenti di Cilacap, melainkan di St. KA Kroya, maka saya memutuskan untuk singgah dulu di Kota Purwokerto untuk mengunjungi tempat wisata terkenal di sana. Namanya Baturaden.
Oke deh. Sekarang simak aja yah itinerary saya ke kota Purwokerto dan Nusa Kambangan kali ini. Siapa tau aja ada teman-teman yang berniat untuk melakukan perjalanan kesana, jadi bisa buat referensi. :D


HARI 1 (BATURADEN)
00.05-05.52         : Berangkat dari St. KA Kiara Condong menuju Kroya
Serayu Malam144
00:05
05:52
5 j 46 m
Ekonomi
Ekonomi (Anak)
Ekonomi (Bayi)
IDR 60.000 
IDR 60.000 
IDR 6.000

07.00-08.00           : Makan pagi
08.30                     : Menuju Purwokerto (menggunakan mikro bus jurusan Kroya-Banyumas-
                                Purwokerto)
09.30                     : Tiba di Terminal bus Purwokerto, langsung naik angkot menuju Baturaden
10.00                     : Tiba di Terminal lokawisata Baturaden (Tiket Rp. 5.000)
10.30                     : Tiba di Hotel Legen/Hotel Moroseneng *kalau mau nginep

Terletak di Baturaden dengan 30 kamar yang tersedia, ditata dengan memperhatikan keasrian dan kebersihan kamar dan lingkungan, akan memanjakan istirahat Anda selama bersama kami
Type Kamar
Harga
Jumlah kamar
*Standard
150.000
4
Ekonomi
80.000
9


1. Standard I
2. Standard II
3. Deluxe
4. New Deluxe
5. VIP
6. New VIP
7. Family
8. Business Plus
9. Business
@ Rp.   100,000
@ Rp.   200,000
@ Rp.   300,000
@ Rp.   375,000
@ Rp.   425,000
@ Rp.   400,000
@ Rp.   500,000
@ Rp.   550,000
@ Rp.   800,000

11.00                     : Menuju Baturaden (Pakai angkot)
*di Baturaden, dapat mengunjungi:

Pancuran Telu
* Harga tiket masuk Pancuran Telu Rp. 5000/orang
Objek wisata pancuran telu merupakan pamandian air panas yang mengandung belerang. Air ini banyak dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit kulit, seperti kurap, kadas, kudis dan sejenisnya. Dihari hari tertentu , tempat wisata ini selalu ramai dikunjungi wisatawan.

Pancuran 7 (Pitu)
* Harga tiket masuk pancuran pitu Purwokerto Rp. 7.500/orang.
Lokasinya hanya aberjarak sekitar 2,5 km dari lokawisata Baturaden. Tempat rekreasi ini menyuguhkan keindahan alam dan hutan, dan tempat juga biasa disebut sebagai tempat Wisata Husada di Purwokerto Jawa Tengah.

Goa Sarabada
* Harga tiket masuk Goa Sarabadak Purwokerto Rp: /orang
Beranjak dari pancuran 7 menelusuri jalan setapak, wisatawan dapat menikmati kesegaran air hangat dan dingin di Goa Sarabadak, dengan bebatuan warna keemasan yang menakjubkan, ini merupakan pemandangan alam yang sangat spektakuer di salah satu objek wisata Purwokerto.

Telaga Sunyi
* Harga tiket masuk Telaga sunyi Rp 3000/orang
Telaga Sunyi terletak sekitar 3 km di sebelah timur lokawisata Baturaden. Tempat rekreasi ini menyajikan telaga yang indah dan berair dingin. Selain itu, pada musim-musim tertentu dapat dijumpai aneka warna kupu-kupu dan capung yang beterbangan di sekitar telaga. Tapi didaearah ini anda jangan ngomong sembarangan alias jorok, karena ada mitos bagi siapa saja yang ngomong jorok tiba tiba ada seperti yang mendorong masuk jatuh dalam telaga.

Curug Cipendok
* Harga tiket masuk Curug – Cipendok Rp. 5.000/orang
Curug Cipendol merupakan wisata air terjun dengan ketinggian 92 m yang dikelilingi pemandangan alam dan hutan yang indah dan berhawa sejuk

Curug Ceheng
* Harga tiket masuk Rp. 1.000/orang
Seperti Curug Cipendok, Objek wisata ini juga merupakan wisata air, bedanya disekita lokasi ini selain keindahan air terjun juga bisa menyaksikan satwa lawa (kelelawar) yang beterbangan.

Pemandian Kali Bacin
* Harga Tiket masuk Mandi Air Mineral di Kali Bacin
- VIP Rp. 2.500/orang
- Kelas 1 Rp. 2.000/orang
- Kolam Keceh / Kolam Renang Mini Rp. 2.000/orang
- Tiket terusan Rp. 3.500/orang

Objek wisata Kali Bacin ini merupakan peninggalan sejarah zaman Belanda, terbukti dengan prasastinya. Dikenal dengan nama Wisata Husada, karena wisatawan di samping dapat menikmati keindahan alamnya sekaligus dapat menyembuhkan penyakit kulit dan tulang.



18.00                         : Kembali ke hotel/langsung pulang ke cilacap pakai  
                                   angkot dulu ke purwokerto lanjut mikro bus ke cilacap

KALAU NGINEP DI CILACAP, HOTELNYA belum tauuuu... Tapi nominasinya adalah: (banyak juga lohhh)
ANGGREK HOTEL
melati    
JL. ANGGREK NO. 16
CILACAP INDAH HOTEL
bintang 1
JL JEND SUDIRMAN NO. 1

ARAFAH HOTEL
melati
JL. JEND SUDIRMAN NO. 48
CIPTO ARUM HOTEL
melati
JL DR CIPTO NO. 94 RT 05 RW 01

ARIMBI HOTEL
melati
JL. PERINTIS KEMERDEKAAN NO. 10
DAMAI HOTEL
melati
JL. RAMBUTAN NO. 52 RT 06 RW 13

ASRI HOTEL
melati
JL. RAMBUTAN NO. 38
DELYMA HOTEL
bintang 1
JL JEND. SUDIRMAN NO. 3

ASRI HOTEL
melati
JL. RAMBUTAN NO. 38
GRAHA INDAH / GRAND HOTEL CILACAP
bintang 3
JL. DR. WAHIDIN NO. 5-15

BHIMA INDAH HOTEL
melati
JL. BIMA NO. 105
GRIYA TIGA INTAN HOTEL
bintang 2
JL. RE. MARTADINATA NO. 192 B

BOROBUDUR HOTEL
melati
JL. DIPONEGORO NO. 52 MAJENANG
HARNITA AGUNG HOTEL
melati
JL. GATOT SUBROTO NO. 88

HUSADHA HOTEL
melati
JL SIRKAYA NO. 25

IBNU SABIL HOTEL
melati
JL. TUGU TIMUR, SAMPANG

KEBON MANIS HOTEL
melati
JL. PERINTIS KEMERDEKAAN NO. 25

KENANGA INDAH HOTEL
melati
JL. KAPTEN SUYONO 40 MULYASARI

LIMA HOTEL
melati
JL NANGKA NO. 26

MARINA HOTEL
melati
JL BUDI UTOMO NO. 99

MEILIAS HOTEL
melati
JL. M. T. HARYONO NO. 71

MEKAR MULYA HOTEL
melati
JL JEND SUDIRMAN NO. 7 SIDAMULYA

MURNI HOTEL
melati
JL PASAR GEDE NO. 323

MUSLIM LOSMEN
melati
JL. JEND SUDIRMAN NO. 49

MUTIARA HOTEL
bintang 3
JL. GATOT SUBROTO NO. 136

NEW KENANGA INDAH HOTEL
bintang 1
JL. KAPTEN SUYONO NO. 41

NUSANTARA HOTEL
bintang 1
JL DR SUTOMO NO 31

PARADISE HOTEL
melati
JL. JEND A. YANI 63

PENI WIJAYA HOTEL
melati
JL JEND SUPRAPTO NO. 10

POJOK LOSMEN
melati
JL. PASAR NO.4

RAMAYANA HOTEL
melati
JL GATOT SUBROTO NO. 99 RT 004 RW 009

SANTI SANJAYA HOTEL
melati
JL LET JEND SUPRAPTO NO. 4 SIDANEGARA

SARASWATI HOTEL
melati
JL. DR. RAJIMAN NO. 5

SEDERHANA HOTEL
melati
JL FLORES NO. 89

SERAYU HOTEL
melati
JL RAYA KARANG KANDRI NO. 69 RT 03/III KESUGIHAN

SETIA HOTEL
melati
JL STASIUN NO. 11, BAJING KROYA

SIDODADI HOTEL
melati
JL HARIS MUNANDAR NO. 3, BAJING

SRANDIL HOTEL
melati
JL STASIUN NO. 54, BAJING KROYA

SRI RAHAYU HOTEL
melati
JL. KAPTEN SUYONO NO. 46, JENANG

SRIKANDI HOTEL
melati
JL. GATOT SOEBROTO NO. 78

SULTANA ADHI HOTEL
melati
JL KOL SUGIONO NO. 38 RT 04/RW05

TANJUNG PERMATA HOTEL
melati
JL. TANJUNG NO. 10 CILACAP

TELUK PENYU HOTEL
melati
JL. WAHIDIN NO. 43-57

TIGA HOTEL
jasa akomodasi lainnya
JL. MAYJEND. SUTOYO NO. 61 CILACAP

TJIPTORINI HOTEL
melati
JL. BUDI UTOMO NO 38 RT 06/09

WIJAYA INN
melati
JL PERINTIS KEMERDEKAAN NO 149 C

WIJAYA KUSUMA HOTEL
bintang 3
JL. JEND A. YANI NO. 12A

YULIAS HOTEL
melati
JL PEMINTALAN NO. 50 A


... tapi keliatannya yang paling memungkinkan dari semua pilihan, pemenangnya adalah jeng jeng jeng....

TELUK PENYU HOTEL
melati
JL. WAHIDIN NO. 43-57
*Karena tujuan kami adalah ke pulau nusa kambangan, dan setelah baca-baca  di internet untuk menuju pulau nusa kambangan salah satunya adalah melalui Pantai Teluk Penyu..

Daftar nama hotelnya diambil dari http://opinimasding.blogspot.com/2011/11/daftar-nama-dan-alamat-hotel-di.html, dengan judul DAFTAR NAMA DAN ALAMAT HOTEL DI KABUPATEN CILACAP TAHUN 2010
Makasih yahh infonya...



HARI 2 (CILACAP-NUSAKAMBANGAN)
07.00                         : Dari hotel menuju Pantai Teluk Penyu (Tiket Rp. 4.000)
Di Teluk penyu bisa jalan 0,5km menuju Benteng Pendem

10.00                         : Menuju Pulau Nusa Kambangan pakai kapal nelayan 
                                    Rp. 10.000-50.000    
                                    (tergantung banyaknya orang yang ikut naik)
10.20                         : Tiba di Pulau Nusa Kambangan, bisa ke Pantai Karang 
                                    Bolong atau Karang 
                                    Pandan
15.00                         : Kembali ke Cilacap, bisa ke pantai Widarapayung  
                                    *kalau mau

Hal yang menarik lagi dari Pantai Widarapayung, adalah anda bisa menyewa andong dan kuda untuk berjalan-jalan mengelilingi pantai. Ada juga penyewaan papan selancar bagi anda yang mahir berselancar, atau baru akan belajar.

Banyak juga pilihan makanan khas yang hanya bisa anda temukan di Pantai Widarapayung ini. Salah satunya adalah Yutuk atau kepiting laut. Yutuk atau kepiting laut ini diolah menjadi peyek atau rempeyek yutuk. Peyek yutuk paling enak dimakan berbarengan dengan kupat pecel.
Pantai Widarapayung

17.00                         : Makan Sore, lanjut ke Hotel


HARI 3 (CILACAP-BANDUNG)
Serayu Malam143
17:10
23:48
6 j 38 m
Ekonomi
Ekonomi (Anak)
Ekonomi (Bayi)
IDR 60.000 
IDR 60.000 
IDR 6.000

08.00                         : Makan pagi, beli oleh-oleh, jalan-jalan bentar dll
13.00                         : Berangkat menuju Stasiun Kroya
17.10-23.48               : Menuju Bandung


Kuliner Cilacap
judul Kuliner Cilacap.

Makasih banget untuk info kulinernya :D

Di jalan Lombok no 99, namanya warung makan mbak Lili. Menu keseluruhan hampir sama. Ada sop, pecel madiun, soto, dan lain-lain. Spesialnya adalah sop gurame yang porsinya bisa dimakan bertiga. Kuahnya .. wuiih segar bin pedas, sampai bikin mata ngantuk  jadi melek. Satu mangkok dihargai Rp 25000.

sop gurame ini kalo ga pedes ya ga nendang…
Makan sore ketiga kami sempatkan untuk berburu bakso. Kabarnya ada 2 tempat yang enak yaitu bakso Mitro dan bakso pak Gepeng. Halaaah.. sebenarnya sih ini bukan saya banget, karena saya tidak terlalu suka bakso. Tapi berhubung ditraktir, ya sudahlah. Masa rejeki ditolak? Klise banget, hihi..


Bakso pak Gepeng ini terletak di jalan Pemintalan, arahnya menuju pelabuhan Tanjung Intan. Sewaktu kami kesana, Cilacap sedang dilanda angin kencang yang menyebabkan beberapa baliho rubuh dan mati lampu. Walhasil kami menyantap bakso dalam kegelapan. Seporsi bakso rata-rata dihargai Rp 8000, kecuali bakso bom yang bentuknya super gede dan bikin begah. Saya lupa seporsinya berapa (maklum dibayari), tapi sepertinya sih sekitar Rp 16000.


Setelah makan bakso tadi selanjutnya kami diundang makan malam di warung Klangenan yang terletak di jalan Gatot Subroto. Cukup banyak tempat makan di jalan utama ini. Berhubung masih terasa banget aura bakso pak Gepengnya, maka kami hanya memesan wedang uwuh yang membuat badan terasa lebih segar. Wedang ini terdiri dari kayu secang yang membuat warna merah, jahe, gula, serta (daun kayu manis, daun  cengkeh, daun pala, dan cengkeh -semuanya kering-)


Tapi tak lupa saya sempatkan untuk mendokumentasikan aneka makanan yang terlihat cukup lezat, sambil mencicip sate bebek peking barang secuil, 1 tusuk saja. Ternyata enak juga yaa.. Sepiring sate ini dihargai Rp 20000.



Karena keesokan harinya punya waktu luang untuk berjalan-jalan di pantai Teluk penyu, tak lupa kami mencicipi aneka olahan seafood disana. Cukup banyak pilihan tempat makan di area pantai, tapi akhirnya kami singgah di seafood Yayat. Ada lagi warung yang bersejajaran yaitu seafood 70, dan Sari Laut. Yang dua ini tidak sempat dicoba, karena tidak ada waktu lagi untuk bereksplorasi danalasan yang paling jelas sih karena serem bayarnya


Puas melahap seafood, sorenya kami (baca : saya) tetep keukeuh ingin mencicipi mie anglo Pak Trisno di warung sederhananya. Sebelumnya sempat dilewati di jalan Gatot Subroto. Seporsi mie yang dibungkus itu dihargai Rp 12000. Rasanya lumayan enak. Tidak ada alasan tertentu, tiba-tiba ngidam kepingin makan mie jawa saja.


Kebanyakan kuliner Cilacap diwarnai oleh daerah sekitarnya. Kehadiran warung-warung soto Sokaraja, sate Tegal, sate ambal dari Kebumen membuat kuliner di daerah ini menjadi beragam. Tapi yang paling ngetop adalah sajian tempe mendoan. Hampir di seluruh warung menyajikan jenis makanan ini. Adapun aneka oleh-oleh yang bisa dijinjing dari daerah ini adalah keripik sukun, aneka ikan asin, kerupuk ikan, lanting, dan mangleng (terbuat dari singkong).


Ada tambahan? Maaf ya.. sempatnya baru mencoba segini saja. Moga-moga lain kali ada kesempatan jalan-jalan ke Cilacap lagi. Masih penasaran sama Nusakambangan.

Kuliner yang lain lagi yang katanya enak juga:
1. Sate  Ayam Martawi
Kayaknya sate martawi ini ada beberapa cabang di Cilacap, tapi yang aku sering beli ada di Jl S.Parman, deket lampu merah pertigaan patung KB. Setauku sate martawi cukup terkenal, karena pernah liat di Semarang pun ada cabang sate Martawi loh di Jl Tentara Pelajar, tapi aku memang belum pernah nyoba sama/enggaknya. Yang jelas, satenya enaaaak, empuk, dan bumbu kacangnya sedap banget, yang aku suka itu sate kulitnya, kenyal dan nikmat. Gak pernah aku nemuin sate ayam yang lebih enak dari sate martawi! hahahha.... sate martawi ini khasnya tiap sate tusuknya dobel.

2. Bakso Gepeng
Agak lupa sih tepatnya nama jalannya kalo ga salah Jl Martadinata, deket pemintalan, tapi tanyalah orang di Cilacap, pasti tau bakso Pak gepeng ini, hihihi.... menurutku bakso gepeng ini juara banget di kuahnya, sedep gituh, bakso nya lumayan lah, tapi beberapa orang di rumah ku ga begitu suka sama bakso Gepeng inih, padahal menurutku sih enak-enak aja, tanteku yang dari Malang aja suka banget ke sini kalo lagi mampir ke Cilacap. dan bakso gepeng ini juga selalu rame, ada bakso BOM yang gede banget disini. Tips kalo beli bakso itu datengnya siang2, karena kalo malem kadang kan kuahnya uda ga begitu sedep lagi yak. Kalo bakso gepeng ini belum terlalu juara lah, aku masih punya bakso favorite lain di kota yang lain, hihihi.

3. Mie Ayam PDS
Enaaaaaaaaaaaaak *ngiler* rasanya dari dulu ga pernah berubah, Mie ayam PDS (Pangsit Depan Sekolah) ini ada di depan SMA 1 Cilacap, tempatnya warna biru, agak sempit. seporsi terakhir Rp 7.000 dan rasanya masih juara banget. Penggemar Mie ayam kudu wajib nyobain.

4. Somai Jeki
Somai Jeki ini gerobagan yang nongkrong nya di depan halte Komplek Pertamina lomanis, sebelah lapangan bola, sebrang kolam renang, samping SD 1 *apaaal bener* ini Somai udah ada dari aku kecil, dulu harganya masih 100an, aku suka beli pulang dari renang. Somai ini adanya dari jam 3 sore sampe jam 6. ada juga sih yang muter jalan, tapi yang paling rame ya disini, rekomendasiku somai special nya, enak deh, ikannya berasa banget. 

5. Seafood pantai teluk penyu
Banyak warung seafood di depan Pantai teluk Penyu ini, dan aku belum pernah nyobain satu-satu, jadi kurang tau mana yang paling enak. tapi, kalo mamaku langganannya di sari Laut. cobain Ikan Bakarnya deh, menurutku enaknya sampe meresap resap ke daging ikannya, sedep banget, terus kepiting saus tiram, hmmm ^^b maknyos.

6. Batagor Sidney
Batagor - somay Sidney alias Sidanegara Indah, perumahan di jalan Rinjani, dulu sering kesitu, sekarang kalo balik Cilacap suka keabisan kalo ga tutup. Jadi sekarang kurang tau gimana rasanya. Tapi yang jelas dulu sih enak deh, karena jarang yah yang jual batagor di Cilacap deh. Ini juga berasa ikannya. 

7. Nasi Padang Ambo
Nasi Padang emang dimana mana sama sih, hihihi, rugi juga kalo jauh-jauh ke Cilacap cuma makan Nasi Padang. Tapi Nasi Padang Ambo yang ada di sebrang pintu masuk pabrik Pertamina ini emang enak, masaknya niat gitu ^^ pan ada tuh warung Padang yang masak nya rasanya nya stengah setengah.hihihi.

8. Martabak Alaska
Kalo ini, pilihan temen yang aku tadi sempet tanya2. Aku juga suka sih, cuman karena aku ga terlalu fave sama martabak jadi beli juga kalo papa lagi pengen beli aja. Dagingnya ada banget ga ngumpet kemana-mana, hahahah, rasanya juga enak. mayan deh! Tempatnya ada di S.parman, jualnya habis Magrib aja.

9. Martabak Bu Dul
Nah ini mungkin kaga terkenal, tapi ini adalah mendoan paporitku sepanjang masa! ahahaha.... rasanya enak luhaaaar biasa.... *lebai* cuman bete sama bu Dul nih, suka tutup mulu, kata Mamah sih gara-gara anaknya udah sukses gitu deh, jadi mungkin suruh istirahat ya, kan Bu Dul ini udah sepuh. Tapi sungguh bu Dul aku merindukan mendoanmu amaaat sangaaaaaat. aku suka banget sama tempe kedelainya yang kadang masi utuh2 gitu, trus bumbu nya juga ngepas. Ini ada di sebrang pintu masuk Pertamina, warungnya kecil gitu sebelah bengkel.

10. Nasi goreng jalan deket laut
Sejujurnya gak pernah tau dimana lokasi tepatnya ni Nasi goreng, karena kalo makan udah dibeliin dan makan di rumah, hihihi....tapi ini nasi goreng emang enak banget, sayang jauhnya kudu ke daerah deket laut dulu,ini jalan yang sebelah sutomo itu loh, ga tau nama jalanya, ehehhe, ga tau nama warungnya juga *lah ngapak dijeberin disini dodol* kikikik