Monday, August 26, 2013

Baturaden - Nusa Kambangan (Part 5 : 'Pulau Penjara')

Yeahhhh... Pulau Nusa Kambangan : 'Pulau Penjara'





Singkat cerita kami menuju ‘pulau penjara’ dengan perjalanan sekitar 1 jam dari pulau wisata.

Sepanjang perjalanan kami melihat banyak sekali kapal-kapal tongkang yang memuat beagam hasil bumi, seperti batu bara, minyak mentah, semen dll. Kerenn.. Soalnya buat saya itu juga merupakan pemandangan yang menarik dan tidak pernah kami temui selama ini.

salah satu kapal tongkangnya..

Setibanya di ‘pulau penjara’ Nusa Kambangan, kami turun dari perahu… Dan jujur aja, kami semua bingung dan benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Jelas aja, karena begitu kami turun dari kapal, banyak banget sipir-sipir dengan badan besar dan baju berwarna biru laut yang berkeliaran di sana.
Deg-degan!!

Hiiii.. Rasanya waktu itu kayak kita tuh salah tempat + salah kostum (soalnya kita semua pakai kaos dan celana pendek untuk mengunjungi pantai, bukan mengunjungi penjara).. Lengkap dehhh rasanya! Perut rasanya kayak di kocok-kocok saking tegangnya.

Akhirnya disana kami cuma duduk-duduk di dekat dermaga atau foto-foto dengan kapal atau bus yang lagi parkir.

Tapi ketika kami sedang duduk-duduk, datanglah seorang berbaju bukan sipir yang tiba-tiba bilang gini “ade mau kemana?” saya jawab aja “mau masuk pa, ke dalam.. Boleh ngga yah?” terus si bapak itu jawab lagi “bisa, tapi harganya lumayan mahal” sambil deg-degan, saya jawab lagi “ooh, musti bayar berapa memangnya pa?” Bapaknya bilang lagi “300ribu lah buat ade, itu juga kalau mau”

Waktu itu saya mikir, buset dehh.. Mahal amat.. “Mahal amat pa? Memang masih bisa kurang lagi ngga?” akhirnya dia kasih harga ultimatum sambil bilang gini “ya udah, kalau mau 200ribu, kalau ngga saya mau balik ke Cilacap sekarang!”

Wowww.. Begitu dia bilang gitu, saya langsung diskusi sama Iis dan Christy..

Ya udah, akhirnya kita semua sepakat dengan harga Rp. 200.000 untuk ‘tour penjara’ diantar mobil dan menunjugi pantai yang katanya sih bagus.

Akhirnya si bapak itu (kita sebut aja Pak Bui, bukan nama sebenarnya) datang ke pos penjaga yang diisi oleh sipir-sipir bermuka galak untuk ‘diskusi’ + katanya sih ngasi tip buat melancarkan perjalanan kami.

Dengan percaya dirinya Pak Bui menyetir mobil yang membawa kami untuk masuk melewati portal penjaga penjara sambil tersenyum-senyum yang menurut saya sih senyumnya – senyum percaya diri yang ‘dipaksakan’..

Di dalam penjara kami sempat dijelaskan kalau untuk masuk sampai ke penjara paling ujung yang namanya … dan Pantai, memerlukan waktu ±20menit mengunakan mobil..

Didalam perjalanan yang panjang itu, kami melewati 7 buah Penjara yang berbeda-beda. Katanya sih dulunya masing-masing penjara diisi oleh Narapidana dengan kasus-kasus tertentu, tapi sekarang semua penjaranya diisi oleh napi-napi dengan berbagai jenis kejahatan, dan semuanya dijadikan satu (seperti pembunuhan, perampokan, terorisme dll), kecuali narapidana dengan kasus narkoba yang ditempatkan di Lembaga Permasyarakatan Khusus Narkoba.. Ini dia salah satu fotonya..



Sepanjang perjalanan, kami jelas tidak diijinkan untuk turun, jadi kami hanya foto-foto bangunan penjara dari dalam mobil saja.

Yeahhh, rasanya deg-degan campur bangga karena waktu itu hanya kami 3 orang cewek yang masuk ke dalam ‘pulau penjara’ sebagai  ‘wisatawan gelap’. Hehehe..

Disana, selain untuk wisata penjara, saya juga punya misi lain, yaitu membeli batu ali buatan para narapidana yang sangat terkenal (itu titipan papa saya.. Walaupun papa ngga maksa untuk beli, tapi, rasanya senang bisa menjalankan misi itu. Haha..)

Akhirnya di penjara terakhir yang bernama Lapas Permisan, Pak Bui membelokkan mobilnya untuk bertemu dengan sipir dan napi yang sedang asyik bermain biliar.. Lalu pak Bui bilang pakai bahasa jawa yang intinya “ada yang mau beli batu ali, minta orang yah 2 buat bawa batunya ke pantai, nanti kita nunggu disana” lalu napinya bilang kira-kira begini “ooh iya ada, nanti sebentar kita kesana”
Lalu kami melanjutkan naik mobil ke pantai yang tidak jauh dari penjara terakhir itu.

Begitu kami melihat ke arah pantainya..  gila deh pokoknya, saya baru tau ternyata ada pantai seindah ini di Cilacap.
Rasanya mata tuh seperti baru pertama kali melihat sesuatu yang bagus dan indah setelah selama ini saya selalu berkutat dengan kesibukan di Bandung.


Setelah lihat-lihat keindahan pantainya sebentar, eehh.. ngga lama kemudian kedua napi yang diminta datang untuk menjual cincin dan batu ali pun tiba di pantai, diantarkan dengan seorang sipir dengan menggunakan motor bebek.

Begitu mereka bertiga turun dari motornya, 2 orang napi yang berjualan langsung mandatangi kami (saya dan Iis, kalau Christy dia ngga berani mendekat, malah main di pantai sendirian katanya sih takut.. hehe..) dan mengeluarkan barang dagangannya.

Waktu itu kami melihat-lihat barang dagangannya dengan agak takut-takut.. Ya iya lahh yaa…

Sambil melihat-lihat cincin yang dijual, sekali lagi kami memberanikan diri untuk mengobrol dan bertanya-tanya tentang mengapa mereka bisa berada di sana dan tentang kehidupan di penjara Nusa Kambangan.

Ternyata mengobrol dengan para napi tidak seseram yang dibayangkan. Mereka berdua sangat ramah, selain itu mereka yang diijinkan berjualan pun bukan napi sembarangan. Mereka berdua adalah napi yang sebentar lagi bebas dari masa tahanannya karana mereka telah berkelakuan baik.


Dari hasil obrolan dengan mereka, ternyata yang satu masuk penjara Nusa Kambangan karena dia berkelahi dan tidak sengaja membunuh salah satu temannya sehingga di kenakan hukuman penjara selama 5 tahun. Sedangkan yang satunya lagi, dia membunuh isterinya yang selingkuh sehingga dikenai hukuman penjara selama 11tahun. Keduanya bulan September mendatang akan dibebaskan.

Ketika ditanya mengenai kehidupan di dalam penjara, ternyata sangat menyeramkan!!

Ternyata mereka semua yang ada di dalam penjara pasti pernah merasakan dipukuli oleh para sipir. Dipukulnya ngga main-main lohh.. Bisa pakai tangan kosong, selang, sampai yang paling menyakitkan adalah kalau di pukul pakai pecut pari. Hyiiiiii.. Serem banget yahh..

Mereka juga bilang kalau di dalam penjara memang ada kantin atau warung yang menjual aneka kebutuhan pokok, tapi tentunya dengan harga yang sangat mahal. Bagi saya sih sepertinya mereka sangat haus akan barang-barang atau pun makannan yang kalau di dunia luar sangat mudah di jumpai baik di supermarket ataupun warung-warung..

Akhirnya setelah sekian lama ngobrol-ngobrol dengan bang napi, saya berhasil memilih sebuah cincin yang menurut saya bagus dan mungkin cocok dipakain oleh ayah saya. Hehe.. Cincinnya lumayan besar, ditengahnya ada sebuah batu ali yang dinamakan batu mata kucing.

Yang lucunya adalah ketika proses tawar menawar dengan kedua napi.
Waktu saya tanyakan harga cincin batu mata kucing itu, mereka memberi harga Rp. 100.000. Tapi berhubung uang saya sangat terbatas waktu itu, saya bermaksud menawar dengan harga Rp. 75.000.. Tapi ngga dikasih. Hehe..  
Wahh, saya bingung juga.. 

Gimana nihh?! 

Akhirnya saya dan Iis punya ide dengan memberikan roti yang saya bawa sebagai ganti harga yang saya tawarkan. Hahaha.. Bukan cuma roti, saya juga memberikan pop mie yang saya bawa buat bekel kalau saya lapar. Wahahaha..

Hasilnya? Tentu saja tawaran saya diterima, mereka merasa senang banget bisa mendapat kan roti dan popmie yang saya bawa. Malahan roti sisir yang cukup besar langsung habis dalam sekejap oleh mereka berdua.

Senang rasanya bisa mengobrol dan berbagi bersama mereka. Yahh, walaupun mereka dulunya seorang pembunuh, tapi tetap saja mereka (para napi) juga manusia yang punya rasa punya hati, jangan samakan dengan pisau belati. Hehehe..

Setelah membeli batu ali, saya dan Iis meninggalkan kedua napi itu untuk bermain-main dan berfoto di pantai.

Kami main di pantai sampai sekitar pukul 16.30, dan kembali ke pos awal menggunakan mobil Pak Bui.

Begitu tiba di Pos dan kami semua hendak naik ke kapal Antonio 1, tiba-tiba saja ada seorang sipir yang mendatangi saya dan mulai menanyakan sesuatu…  

Disana kami sempat berbicara secara serius mengenai keslahan saya karena masuk begitu saja ke ‘pulau penjara’


Yah, saya ngga tau juga sih, kenapa kami di datangi sipir itu, padahal Pak Bui bilang di awal kalau permasalan untuk masuk ke dalam sudah diselesaikan. 

Tapi sudah seharusnya saya terima, karena memang kesalahan saya memaksakan diri masuk kesana, tapi untungnya semua berakhir dengan baik dan saya naik ke kapal Antonio 1 dengan perasaan campur aduk antara tegang, senang, bangga dan bahagia karena sudah ada 1 pengalaman baru lagi dalam kehidupan saya.

Kalau ada yang mau lebih tahu tentang kejadian lebih lengkapnya, baca aja yah di Kejadian Seru dan Menegangkan di Pulau Nusa Kambangan. semoga bisa jadi pelajaran dan menghibur juga.. Hehe..

2 comments:

  1. Kejadian seru di nusakambangan... Huaaaahahahahahahaha. Semua saudara dalam nabi. Top markotop lah

    ReplyDelete
  2. Ngakak baca percakapan dgn Sipir..kebayang stress nya tuh sipir ngasih "kode" tapi ente gak paham paham. harusnya lgs aja tembak " Wani Piro?" wkwkwkwk

    ReplyDelete