Kota Cilacap yang Penuh Kenangan
Dari Nusa Kambangan, kami meluncur ke Pantai Teluk Penyu..
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.00, dan kami belum sempat mengunjungi obyek
wisata yang terakhir, yaitu benteng Pendem yang juga merupakan salah satu ikon
wisata kota Cilacap.
Daripada kami tidak kesana, maka dengan sisa semangat yang
ada akhirnya kami datang ke Benteng Pendem yang tidak jauh dari tempat kami
turun kapal nelayan Antonio 1.
Dari tempat kami turun, kami tinggal menyebrang jalan, dan
sampailah kami di Benteng pendem yang sudah mau tutup.
Untungnya tuh Benteng belum tutup karena masih menunggu
wisatawan yang masih ada di dalam.. jadilah kami masuk, foto-foto di bagian
depan dan jalan-jalan sambil tetap berfoto ke sekeliling benteng.
salah satu gerbang Benteng Pendem
Bentengnya ternyata sangat besar dan kokoh, dan ternyata
begitu masuk ke benteng kita bakalan melihat parit yang jga besar yang
mengelilingi benteng tersebut. Di dalam benteng terdapat banyak sekali
ruangan-ruangan yang agak-agak menyeramkan (bukan hanya karena bentuknya yang
menyeramkan, tapi juga gelap dan sangat sepi).
Walaupun sangat menyeramkan, tapi di dalamnya juga terdapat
banyak taman bermain lohh.. di setiap sudut benteng pasti ad ataman bermainnya
dimana para pengunjung bisa bermain ayunan, jungkat jungkit dan lain-lain.
Kami berkeliling di benteng pendem tidak terlalu lama,
paling-paling hanya setengah jam, lalu keluar lagi karena kami semua sudah
sangat lapar.
Dari hasil pencarian tempat makan di Cilacap (dari internet),
saya menemukan sebuah RM seafood yang katanya sangat enak, maka dari itu
seselesainya dari Benteng Pendem kami segera mencari RM Seafood yang dimaksud,
namanya RM Sari Laut (untuk menuju kesana kami tinggal berjalan kaki, atau
kalau bingung bertanya ke penjual yang ada disana).
Ternyata RM Sari Laut itu cukup terkenal juga lohh..
ini dia makanan yang kami pesan
Selesai makan jelas saja, hari sudah gelap karena jam sudah
menunjukkan pukul 19.00. Jangan kan mobil, bahkan motor pun sudah sangat jarang
di daerah ini. Jadi kami memutuskan untuk menelepon taksi yang pertama kami
naiki untuk sampai ke Pantai Teluk Penyu, untuk menjemput dan mengantar kami
kembali ke hotel. Hehe..
Sekedar informasi, ternyata angkot-angkot di cilacap sudah tidak
beroperasi pada pukul 17.00. Ketika di tanya ke supir taksi sih katanya “mana
ada yang mau naik angkot lagi kalau udah jam segini.. memang orang-orang mau
pada kemana kalau udah malem gini.” Gitu jawabannya. Hahaha.. Ternyata
orang-orang di Cilacap mungkin ngga terlalu suka jalan-jalan sore kali yah.. Hehe..
Tapi pemikiran saya kalau penduduk Cilacap tidak suka
jalan-jalan sore salah besar lohhh.. Ternyataa di alun-alun kota, tidak jauh
dari tempat saya menginap terdapat hiburan yang sangat seruuu. Di sana ada
banyak sekali sepeda-sepeda roda 4 yang terparkir rapi.
Sepedanya itu bukan sepeda biasa lohh. Sepedanya bukan
hanya punya roda 4, tapi juga punya 4 pedal dan dapat dinaiki hingga 6 orang
dan memiliki setir syang mirip dengan setir mobil. Masih belummm..
Sepeda-sepdanya itu dihiasi oleh lampu-lampu yang berwarna-warni dan memiliki
speaker yang bisa dipasang kalau kita menyewa sepeda tersebut.
Tentu saja kami semua tidak mau ketinggalan. Sepulang hotel,
kami mandi dan bergegas turun lagi untuk menyewa sepeda itu. Hahaha..
Ternyata untuk menyewa sepedanya kita cukup membayar Rp.
20.000 untuk berkeliling 1 blok dan Rp. 40.000 untuk berkeliling sepuasnya. Hihi..
akhirnya sih kami bayar yang 20 ribu aja deh, karena udah cape banget.
*Kami akhirnya pulang besok paginya pukul 05.30 menggunakan
Bus Doa Ibu (Rp. 45.000) dan sampai di Bandung
pukul 13.00..
Perjalanan ke kota Purwokerto (Baturaden) dan Cilacap (Nusa
kambangan) kali ini betul-betul menyenangkan dan tidak dapat saya lupakan.
Pengalaman saya kali ini benar-benar bertambah.
Kalau di kasih kesempatan untuk mengunjungi ‘pulau penjara’
sekali lagi saya tetep mau dehh! Walaupun sempat dimarahin, tapi keindahan
pantainya betul-betul bikin ketagihan. Hehehe..
No comments:
Post a Comment