Monday, March 25, 2013

GARUT KOTA KENANGAN





Kali ini saya berkesempatan untuk mengunjungi Kota Garut. Apa sih yang terkenal dari Garut?? Heiii, jangan salah! Buanyakk banget... Iya lah banyak, bukan cuma dodol aja. Tapi disana juga banyak makanan-makanan lain yang terkenal enak juga tempat wisata yang ngga kalah bagusnya dengan kota-kota lain di Indonesia.

Kalau boleh disebut, makanan yang terkenal di Garut ada kerupuk kulit (drokdok) yang gurih dan uenakkk tenan *tapi hati-hati yah kalau kebanyakan makan  makanan yang satu ini bisa-bisa tenggorokan kita tersayat-sayat.. hehe..
Ada juga bakso *aduh baru mau mulai ngetiknya aja udah ngiler.. hihi.. Bakso di Garut tuh beda banget dengan bakso-bakso lainnya yang pernah saya coba. Rasa Bakso di garut lebih gurih, dengan isi bakso yang lebih banyak dan bakso yang besar (ada tetelan daging yang nyam.. nyamm.. juga kadang ada hati ayamnya)
Nah kalau untuk minumannya ada  es goyobod, seger deh kalau makan es yang satu ini.. hehe..
*kalau ada yang belum tahu tentang es goyobod, saya kasi tau yahhh. Es goyobod adalah minuman tradisional dari Garut, Jawa Barat yang merupakan es campuran dari berbagai bahan. Ada adonan tepung aren yang dipotong-potong, pacar cina, alpukat, dan kelapa muda. Bahan tersebut disiram santan dan sirup manis. Agar terasa dingin dan menyegarkan, ditambahkan serutan es batu. Gimana, tertarik gaa?

Masih banyak lagi dehh makanan khas Garut kalau mau disebutin satu-satu... 
Udah aah ngomongin makanannya. Hehe.. bisa-bisa ngga mulai-mulai nih cerita saya ke Garutnya. Hihi.. (kalau tempat wisatanya sabar yahh.. )

Ok deh.. Perjalanan saya kali ini ke Garut (kamis, 21/3/2013) sebenernya bukan cuma mau main n makan saja lohh.. Tapi saya ada keperluan untuk mengunjungi salah satu pabrik pengolahan kulit. Tapi bukan kulit makanan yahh.. hehe.. Tapi kulit olahan yang biasa dijadikan tas, jaket, dompet dll..
Kebetulan tempat pengolahan kulit di Garut yang saya datangi itu merupakan kerabat dari teman saya Iis..


Saya berangkat dari Bandung ke Garut pagi-pagi (jam 8) dan bertemu Iis yang baru pulang dari kampung halamannya di Cisompet (Garut ujungggg... Piss Iis :D). Kita berdua akhirnya ketemu di simpang Jl. Otista di Garut, dan langsung menuju rumah kerabatnya itu. Disana kami memilih-milih kulit yang cocok dijadikan bahan untuk membuat tas. Maklum, kami sedang memulai usaha pembuatan tas yang terbuat dari bahan goni dan dipadukan dengan kulit sapi. 

Seperti yang kita ketahui kalau saat ini terjadi pemanasan global. Kenapa? Karena dalam kehidupan sehari-harinya kita terlalu banyak menggunakan bahan-bahan yang tidak bisa ‘dicerna’ oleh bumi. Contohnya saja, bahan-bahan yang terbuat dari plastik. Dan ngga jarang kalau sekarang ini banyak produk yang salah satunya tas yang menggunakan bahan tersebut. Bener kannn??
 Karena alasan itulah saya dan Iis ingin mencoba sedikitnya mengurangi pemanasan global yang saat ini sedang terjadi (soalnya kan kasian bumi kita tuh udah tua dan cape menampung bahan-bahan seperti itu...) dengan membuat tas dari bahan-bahan yang ramah lingkungan, ya contohnya dari bahan goni dan kulit sapi. Mangkannya, kami menamakan produk tasnya GONICOW... Hehe..
*Mari kita menyelamatkan bumi kita dengan menggunakan tas dengan bahan yang ramah lingkungan, seperti GONICOW... LET’S SAVE THE EARTH..  *ga apa-apa yah promosi sedikit.. Hehehe..


Selesai pilih kulit sapi yang cocok dengan tas yang kami buat, kami melanjutkan perjalanan ke setra penjualan produk kulit. Dimana setra penjualan produk kulit di Garut terletak di daerah Sukaregang, sekitar 15menit dari kota. Disana banyak dijual jaket kulit yang top deh!! Gimana ga top karena katanya kalau cuaca lagi panas dan kita pake jaket kulit, badan berasa adem. Kalau kita pake jaket kulit saat cuaca dingin, badan jadi terasa hangat. Hebat banget yah..
Selain jaket kulit disana juga dijual sepatu kulit, dompet dan banyak aksesoris lainnya yang ngga kalah top dengan jaket kulitnya. *Bisa bilang gitu karena saya udah pernah coba pakai dompet kunci mobil yang saya beli di Garut sekitar 5 tahun yang lalu dan kondisinya masih sangat kuat sampau sekarang (padahal waktu itu cuma beli Rp. 35.000 saja. Hehe.. )

Oya mau nyelip nih... (kaya di gigi aja ada yang nyelip..hehe..). Sebelum pergi ke tempat kulit-kulit itu saya makan dulu sama Iis. Makan apa hayooo??

Yuppp, betul! Makan apa lagi kalau bukan makan bakso. Hihi.. Nama tempat makan Baksonya adalah Bakso Ronyok *ronyok kalau dalam Bahasa Indonesia artinya lecek/acak-acakan, tapi tenang aja rasanya nggak acak-acakan kok, malahan enakkk banget. Hehehe.. Bakso Ronyok terletak di Jalan Cimanuk (ngga jauh dari Universitas Garut). Satu mangkok bakso ronyok yang menyajikan 1 buah bakso besar dan 4 buah bakso kecil dihargai Rp. 12.000. Seperti yang saya jelaskan diatas, bakso ronyok seperti bakso-bakso garut yang mantap dan lezatttt... Hehe.. Hayoo, yang ngaku pencinta bakso, harus pada coba makan bakso Garut. Hehe..

Setelah makan bakso dan ke setra kulit, kami melanjutkan perjalanan berikutnya ke daerah Banyuresmi untuk menjalankan peluang bisnis kami yang lain. Hehe.. Maklum namanya juga hidup, kan harus berusaha. Hehe..

Ada yang bisa nebak ga, kami ke Banyuresmi mau cari apa? hehe..

Hihi.. Dikasih tau dehh.. Kami mau cari bebek. Soalnya kebetulan pada saat yang sama kami mau buat tas, ehh... ada yang pesan bebek untuk Rumah Makan Ayam Penyet.. sekali lagi, namanya juga usaha, ada yang perlu bebek, yah kita cari dan usahain penjual bebek di daerah Garut sana.
Di Banyuresmi, sepengetahuan kami memang banyak peternak bebek karena disana masih terbentang luas sawah-sawah. Kenapa banyak sawah jadi ada bebek? Hehe.. jawabannya adalah si peternak bebek itu setiap harinya menggiring para bebeknya untyuk mencari makan di sekitar sawah-sawah itu.

Waktu itu kami mencari bebek di Banyuresmi sampai ke daerah-daerah terpencilnya. Hehe.. gimana ngga, jalannya aja kecil banget sampe-sampe cuma bisa masuk 1 mobil. Hehe.. Akhirnya setelah mencari ke 2 tempat di Banyuresmi (cirokrok dan cisoreang), kami tidak mendapatkan bebek yang kami butuhkan. Huaaa.. Soalnya ternyata bebek-bebek yang ada sedang dalam masa bertelur. Jelas saja para petani bebek tidak mau menjual bebeknya. Capedehh..

Dari Banyuresmi, tanpa menyerah kami melanjutkan mencari bebek ke daerah Copong dan Sukamenteri  yang ngga terlalu jauh dari Banyuresmi. Horee.. ternyata memang banyak juga peternak bebek, sampai akhirnya kami menitipkan nomor handphone ke bapak peternak bebek yang katanya akan mengabarkan kalau dia siap untuk mengenalkan kepada bandar bebek yang ada di daerah Copong.

Oya, Kalau di daerah Sukamenteri, hehe... Ternyata dengan kebetulan kami melewati rumah mantan Bupati Garut Aceng Fikri yang terkenal itu. Wooww ternyata ada 2 rumahnya yang beneran luas bangettt, dengan bangunan modern dan tembok yang mengelilingi kedua rumah, dan hamparan sawah yang sangat indah disekitarnya. Bapak Aceng memang hebat deh kalau bikin rumah, tapi ngga banget yah buat jadi pemimpin Garut... Ampunnn Paa, Ampuuunn...

Selama kami mencari bebek dan belusukan ke sawah dan rumah warga, kami juga berbincang-bincang dengan para petani dan peternak bebek. Mereka memang orang-orang yang ramah dan bersedia membantu tanpa meminta balas jasa seperti kebanyakan orang yang tinggal di kota. Maka dari itu, walaupun cape binti lelah karena mencari bebek tercinta, tapi kami pulang dengan senang karena bisa berwisata ke Garut. Kita bisa berwisata mengunjungi daerah Garut yang bukan tempat wisata yang sebenarnya, melainkan mencoba berbaur dengan warga sekitar (indigenous travel), yang ternyata sama menyenangkannya dengan berwisata ke tempat-tempat populer lain. 

Maka dari itu, buat teman-teman yang masih ragu buat jalan-jalan karena takut nyasar dll. Lebih baik mulai menyiapkan keberanian kalian dan LET’S GET LOST, karena travelling itu seruuuuu...

*ternyata benar saja setelah masuk Tol Bandung, kami mendapat telepon dari Bapak di Daerah Copong kalau dia menyanggupi pesanan bebek kami.. yess, ternyata ini perjalanan yang tidak sia-sia.