Akhirnya setelah dari Bromo, saya punya kesempatan lagi buat jalan-jalan. Hehe.. Jalan-jalan saya kali ini adalah ke Lembang. Lembang ngga jauh dari Bandung, kalau dari Pasteur dan ga macet paling 30-40 menit sudah sampai di kota Lembang. Lembang menjadi salah-satu alternatif untuk saya, keluarga maupun teman-teman untuk berwisata. Alasannya bukan hanya dekat, tapi juga sangat menyenangkan. Kalau pada mau tau ngapain aja sih kalau saya dan teman atau keluarga kalau ke Lembang, meningan kita simak aja yuk perjalanan menyenangkan saya kali ini di kota Lembang.
Perjalanan saya ke Lembang kali ini adalah
karena ajakan teman dekat saya yang namanya Irma.. Kebetulan perjalanan saya dan
Irma kali ini karena memang hari libur nasional (Hari Raya Nyepi, Jumat 12
Maret 2013). Kami sengaja pergi dari rumah pagi-pagi. Sekitar pukul 08.00 kami
sudah di jalan menuju tujuan pertama saya di Lembang, yaitu tempat berdoa bagi
Agama Katolik yang namanya Karmel.
Sekedar informasi, kalau Karmel merupakan
tempat bagi umat Katolik untuk berdoa kepada Bunda Maria (karena di sana ada
Goa Maria), melakukan doa jalan salib (mengenang kembali kisah sengsara dan
wafatnya Yesus Kristus), disana juga ada replika jenazah Yesus setelah
disalibkan. Karmel juga merupakan tempat tinggal bagi para suster serta juga
ada gereja.
Kalau saya ke Karmel ngga lengkap rasanya
kalau ngga berdoa di Goa Maria. Biasanya sebelum berdoa di Goa Maria kami
membeli lilin, untuk ditaruh di tempat lilin di dekat Goa Maria (saya sih
yakin, kalau lilin yang kita pasang sebelum berdoa disana akan menerangi
doa-doa kita kepadaNya).
Ga usah takut kalau datang kesana dan ngga bawa lilin, karena di dalam sudah ada yang menjual lilinnya harganya lilinnya murah kok, cuma Rp. 1.000 untuk yang ukuran kecil, dan kalau yang besar banget Rp. 50.000. Yang membuat lilinnya adalah para suster yang tinggal disana, dan dibantu oleh 2 orang pekerja. Di dalam toko yang menjual lilin itu, kalau kita datang kesana hari jumat, bisaanya juga menjual berbagai macam sayuran yang ditanam langsung oleh para suster dengan harga yang sangat terjangkau. Menyenangkan deh kalau kita datang kesana pas hari jumat, karena bukan cuma kita bisa berdoa disana, tapi juga bisa sambil beli sayuran segar tanpa harus ke pasar. Hehe..
Setelah dari Karmel, biasanya saya jalan sedikit ke luar Karmel untuk makan atau beli buah-buahan (mobilnya sih titip aja bentar di Karmel.. hehe..). Kalau kali ini jalan untuk makan di Rumah Makan Lembang yang menjual mie yamien+baso. Rasanya sangat enak dan pas bagi lidah kami, dengan harga yang cukup terjangkau Rp. 22.500 plus porsi yang buanyaak..
*bagi yang ngga terlalu
suka makan mie, masih bisa beli ketan bakar yang banyak dijual di depan trotoar,
atau buat yang kalau makan harus selalu makan nasi sih, bisa nyebrang dari
Rumah Makan Lembang untuk makan di Ayam Brebes (jualnya ayam bakar, ayam
goreng, lotek, sayur asem dll), kalau yang lebih tertarik makan chinese food,
bisa jalan ke ujung jalan dari Rumah Makan Lembang, namanya Restoran Mandarin.
Setelah makan di Rumah Makan Lembang, saya kembali ke Karmel untuk ambil mobil, dan melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Koperasi Susu (KSPBU Lembang), karena disana merupakan induk koperasi susu, jadi harga susu disana sangat murah, harga susu 1liter hanya Rp. 4.000, bandingkan kalau di Bandung harga susu perliter bisa mencapai Rp. 7.000-10.000, saya dan Irma membeli susu masing-masing 1liter (untuk perbaikan gizi, maklum kalau di Bandung kan ngga tinggal sama ortu.. hehe..). Selain susu, disana juga dijual yogurt berbagai rasa (pergelas atau perliter), serta susu gelas berbagai rasa.
*kalau ada yang ngga suka yogurt karena
rasanya yang telalu asam, kalian bisa beli di koperasi ini, karena rasanya ngga
terlalu asam dan cenderung manis.. hehe..
Dari Koperasi Susu, kami melanjutkan perjalanan ke Floating Market. Bagi yang belum tahu, lokasinya sejalan dengan perjalanan pulang ke Bandung (di belakang Grand Hotel Lembang). Untuk masuk ke kawasan wisata Floating Market, kita harus membayar tiket masuk seharga Rp. 10.000/orang + biaya parkir Rp. 3.000/mobil.
*tiket
masuknya itu didalamnya berisi voucher minuman, yang bisa ditukar dengan
minuman nestea, milo, atau kopi-kopian..hehe.. lumayan lah..
Ada kawasan taman angsa, taman kelinci,
jembatan bambu, kalau udah kecapean (padahal deket.. hehe..), bisa juga
santai-santai dulu di rumah-rumah kecil (kaya pondokan atau saung gituu..)
dengan gratis (tapi kalau sabtu minggu dan hari raya, jangan harap dapet deh
saung-saungannya, pasti penuh bangettt… hikss..)
Jalan lagi menuju floating marketnya, kita juga bisa mampir dulu
di kampung
leuit. Disana ada sawah plus saung-saungannya (ngga lupa.. hehe..), jadi buat
orang kota yang belum pernah liat sawah, bisa mampir dulu ke kampung leuit buat
sekedar foto-foto narsis.. hehe..
Ngga jauh dari kampung leuit nyampe deh kita
di floating marketnya. Konsepnya sih ngikutin floating market yang ada di
Thailand, tapi tentu dengan gaya Indonesia. Di floating market, banyak dijual
makanan, baju, serta ada juga yang jual tanaman. Mereka berjualan diatas perahu
kecil, sambil menepi di danau (perahunya ngga kemana-kemana alias diem aja),
jadi jangan takut kalau mau beli sesuatu ternyata si mbanya keburu pergi.
Hehehe..
Makanan yang dijual oleh si mba dan mas-mas
di atas perahu, ada steamboat, rujak, aneka gorengan, bakso, masakan jamur
(mulai dari sate jamur, oseng-oseng dll), durian bakar dan masih banyaakk lagi. Tapi yang akhirnya saya beli adalah tutut. Hahaha..iya, tutut.. nyam nyammm.. karenatututnya
itu bukan hanya dimasak dengan bumbu original saja, tapi juga ada tutut
rendang, tutut balado, tutut lada hitam. Hehe.. Waktu itu saya makan tutut
rendang dan Irma makan tutut original dengan harga masing-masing Rp. 15.000.
*Yang lucu dan ribet di floating market
adalah, kalau kita bayar harus tukar koin dulu, dimana
koinnya ada yang seharga Rp. 5.000 dan Rp. 10.000, tau ngga kenapa
ribetnya?? Hehe..Tentu aja jadi ribet karena kalau mau beli makanan, kita harus
tuker uang dulu jadi koin yang mana kasirnya cuma ada 1. Hahaha…
Setelah selesai makan, kita berdua langsung
menuju mobil dan bergegas ke lokasi berikutnya. Lokasi berikutnya kali ini baru
direncanakan setelah kami naik mobil dari floating market. Karena waktu baru
menunjukkan pukul 12.00, Irma langsung ajak saya untuk menuju Goa Belanda dan Goa
Jepang. Hahaha.. *liar.com
No comments:
Post a Comment