Thursday, March 14, 2013

LEMBANG KOTA WISATA


Akhirnya setelah dari Bromo, saya punya kesempatan lagi buat jalan-jalan. Hehe.. Jalan-jalan saya kali ini adalah ke Lembang. Lembang ngga jauh dari Bandung, kalau dari Pasteur dan ga macet paling 30-40 menit sudah sampai di kota Lembang. Lembang menjadi salah-satu alternatif untuk saya, keluarga maupun teman-teman untuk berwisata. Alasannya bukan hanya dekat, tapi juga sangat menyenangkan. Kalau pada mau tau ngapain aja sih kalau saya dan teman atau keluarga kalau ke Lembang, meningan kita simak aja yuk perjalanan menyenangkan saya kali ini di kota Lembang.

Perjalanan saya ke Lembang kali ini adalah karena ajakan teman dekat saya yang namanya Irma.. Kebetulan perjalanan saya dan Irma kali ini karena memang hari libur nasional (Hari Raya Nyepi, Jumat 12 Maret 2013). Kami sengaja pergi dari rumah pagi-pagi. Sekitar pukul 08.00 kami sudah di jalan menuju tujuan pertama saya di Lembang, yaitu tempat berdoa bagi Agama Katolik yang namanya Karmel.

Sekedar informasi, kalau Karmel merupakan tempat bagi umat Katolik untuk berdoa kepada Bunda Maria (karena di sana ada Goa Maria), melakukan doa jalan salib (mengenang kembali kisah sengsara dan wafatnya Yesus Kristus), disana juga ada replika jenazah Yesus setelah disalibkan. Karmel juga merupakan tempat tinggal bagi para suster serta juga ada gereja.


Kalau saya ke Karmel ngga lengkap rasanya kalau ngga berdoa di Goa Maria. Biasanya sebelum berdoa di Goa Maria kami membeli lilin, untuk ditaruh di tempat lilin di dekat Goa Maria (saya sih yakin, kalau lilin yang kita pasang sebelum berdoa disana akan menerangi doa-doa kita kepadaNya).

Ga usah takut kalau datang kesana dan ngga bawa lilin, karena di dalam sudah ada yang menjual lilinnya harganya lilinnya murah kok, cuma Rp. 1.000 untuk yang ukuran kecil, dan kalau yang besar banget Rp. 50.000. Yang membuat lilinnya adalah para suster yang tinggal disana, dan dibantu oleh 2 orang pekerja. Di dalam toko yang menjual lilin itu, kalau kita datang kesana hari jumat, bisaanya juga menjual berbagai macam sayuran yang ditanam langsung oleh para suster dengan harga yang sangat terjangkau. Menyenangkan deh kalau kita datang kesana pas hari jumat, karena bukan cuma kita bisa berdoa disana, tapi juga bisa sambil beli sayuran segar tanpa harus ke pasar. Hehe..

Setelah dari Karmel, biasanya saya jalan sedikit ke luar Karmel untuk makan atau beli buah-buahan (mobilnya sih titip aja bentar di Karmel.. hehe..). Kalau kali ini jalan untuk makan di Rumah Makan Lembang yang menjual mie yamien+baso. Rasanya sangat enak dan pas bagi lidah kami, dengan harga yang cukup terjangkau Rp. 22.500 plus porsi yang buanyaak..
*bagi yang ngga terlalu suka makan mie, masih bisa beli ketan bakar yang banyak dijual di depan trotoar, atau buat yang kalau makan harus selalu makan nasi sih, bisa nyebrang dari Rumah Makan Lembang untuk makan di Ayam Brebes (jualnya ayam bakar, ayam goreng, lotek, sayur asem dll), kalau yang lebih tertarik makan chinese food, bisa jalan ke ujung jalan dari Rumah Makan Lembang, namanya Restoran Mandarin.

Setelah makan di Rumah Makan Lembang, saya kembali ke Karmel untuk ambil mobil, dan melanjutkan perjalanan selanjutnya ke Koperasi Susu (KSPBU Lembang), karena disana merupakan induk koperasi susu, jadi harga susu disana sangat murah, harga susu 1liter hanya Rp. 4.000, bandingkan kalau di Bandung harga susu perliter bisa mencapai Rp. 7.000-10.000, saya dan Irma membeli susu masing-masing 1liter (untuk perbaikan gizi, maklum kalau di Bandung kan ngga tinggal sama ortu.. hehe..). Selain susu, disana juga dijual yogurt berbagai rasa (pergelas atau perliter), serta susu gelas berbagai rasa.
*kalau ada yang ngga suka yogurt karena rasanya yang telalu asam, kalian bisa beli di koperasi ini, karena rasanya ngga terlalu asam dan cenderung manis.. hehe..

Dari Koperasi Susu, kami melanjutkan perjalanan ke Floating Market. Bagi yang belum tahu, lokasinya sejalan dengan perjalanan pulang ke Bandung (di belakang Grand Hotel Lembang). Untuk masuk ke kawasan wisata Floating Market, kita harus membayar tiket masuk seharga Rp. 10.000/orang + biaya parkir Rp. 3.000/mobil.
*tiket masuknya itu didalamnya berisi voucher minuman, yang bisa ditukar dengan minuman nestea, milo, atau kopi-kopian..hehe.. lumayan lah..
 
Begitu masuk ke kawasan wisatanya, kita langsung disuguhi pemandangan danau buatan sangat indah. Sambil jalan-jalan menuju kawasan floating market, kita juga bisa menyusuri taman-taman yang juga ngga kalah indahnya.
Ada kawasan taman angsa, taman kelinci, jembatan bambu, kalau udah kecapean (padahal deket.. hehe..), bisa juga santai-santai dulu di rumah-rumah kecil (kaya pondokan atau saung gituu..) dengan gratis (tapi kalau sabtu minggu dan hari raya, jangan harap dapet deh saung-saungannya, pasti penuh bangettt… hikss..)
Jalan lagi menuju floating marketnya, kita juga bisa mampir dulu di kampung leuit. Disana ada sawah plus saung-saungannya (ngga lupa.. hehe..), jadi buat orang kota yang belum pernah liat sawah, bisa mampir dulu ke kampung leuit buat sekedar foto-foto narsis.. hehe..
 
Ngga jauh dari kampung leuit nyampe deh kita di floating marketnya. Konsepnya sih ngikutin floating market yang ada di Thailand, tapi tentu dengan gaya Indonesia. Di floating market, banyak dijual makanan, baju, serta ada juga yang jual tanaman. Mereka berjualan diatas perahu kecil, sambil menepi di danau (perahunya ngga kemana-kemana alias diem aja), jadi jangan takut kalau mau beli sesuatu ternyata si mbanya keburu pergi. Hehehe..
Makanan yang dijual oleh si mba dan mas-mas di atas perahu, ada steamboat, rujak, aneka gorengan, bakso, masakan jamur (mulai dari sate jamur, oseng-oseng dll), durian bakar dan masih banyaakk lagi. Tapi yang akhirnya saya beli adalah tutut. Hahaha..iya, tutut.. nyam nyammm.. karenatututnya itu bukan hanya dimasak dengan bumbu original saja, tapi juga ada tutut rendang, tutut balado, tutut lada hitam. Hehe.. Waktu itu saya makan tutut rendang dan Irma makan tutut original dengan harga masing-masing Rp. 15.000.
*Yang lucu dan ribet di floating market adalah, kalau kita bayar harus tukar koin dulu, dimana koinnya ada yang seharga Rp. 5.000 dan Rp. 10.000, tau ngga kenapa ribetnya?? Hehe..Tentu aja jadi ribet karena kalau mau beli makanan, kita harus tuker uang dulu jadi koin yang mana kasirnya cuma ada 1. Hahaha…
Setelah selesai makan, kita berdua langsung menuju mobil dan bergegas ke lokasi berikutnya. Lokasi berikutnya kali ini baru direncanakan setelah kami naik mobil dari floating market. Karena waktu baru menunjukkan pukul 12.00, Irma langsung ajak saya untuk menuju Goa Belanda dan Goa Jepang. Hahaha.. *liar.com

No comments:

Post a Comment