Walaupun tidur tanpa selimut,
ngga ngaruh dehhh.. ngantuknya ngga tahannnn…
Tetep tidur nyenyak dan bangun
dengan segar..
Jam 05.30 saya dan keluarga kembali
lagi ke Jembatan Cinta.. Rencananya sih liat sun rise, tapi telat.. Haha..
Pulangnya asoyy makan pagiii..
Yess…
Setelah makanan dibuka (karena
pakai kotak styrofoam), dilihat dengan baik, dan ditelaah dengan baik… Lagi-lagi… Afahhhhhhh?! Makanannya sama persis
dengan tadi malam. Huahahaha… Isinya nasi uduk, tempe goreng kecap, dannnnn ayam
masak kuning.. Oh My God.. Tapi mau gimana lagi.. Masa musti cari lagi makanan
di luar.. Ngga dehh, makan aja..
Setelah makan, Mas Windy udah
siap lagi di depan penginapan buat melakukan tour selanjutnya, yaitu snorkling.
Tentu saja snorklingnya bukan dilakukan di Pulau Tidung, tapi di Pulau Payung.
Menuju ke Pulau Payung pakai
kapal nelayan perlu waktu sekitar 40 menit.. Cuacanya ngga bersahabat.. ngga
hujan sihh, tapi puanasnya minta ampunnn..
Sabarrr.. sabarr…
Sesampainya di Pulau Payung,
udah ngga mikir lagi deh langsung aja pake pelampung dan alat snorklingnya dan
nyeburrrrr.. Hehe..
Ngga nyangka dehh, ternyata ngga
usah jauh-jauh ke luar Pulau Jawa, di Jakarta juga ada spot snorkling yang
keren. Yahh.. Walaupun terumbu karangnya ngga warna-warni seperti di Bunaken
atau Raja Ampat, tapi tetep bagus dan beraneka ragam dehh bentuknya..
Pukul 12.00an, papa memutuskan
untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka.. Walaupun harus tambah ongkos
kapal Rp. 350.000 tapi pengalaman kan penting. Hehe..
Pulau Pramuka ternyata jauh juga
lohh dari Pulau Payung. Butuh waktu 1 jam buat sampai kesana. kadang agak bosan
juga sih di atas kapal, karena yang keliatan cuma air laut aja. Tapi akhirnya kami
sampai juga di Pulau Pramuka yang katanya di sana ada penangkaran penyu.
*Menuju ke penangkaran penyu
kita harus melewati jalanan di Pulau Pramuka.. Menarik! Karena beda banget
dengan yang pernah saya lihat selama ini.. Jalanannya kecil, ngga bisa masuk
mobil, rasanya juga saya ngga melihat ada motor disana.. Sepi! Dan walaupun badan berasa panas, tapi mata
terasa sejuk, soalnya dipinggiran pantai Pulau Pramuka banyak ditanami pohon
bakau..
suasana di Pulau Pramuka
Ngga lama kami sampai di
penangkaran penyu yang di nanti-nanti.. Penjaganya kaget kita datang, soalnya
belum pakai baju. Hihi..
Penjaga penangkaran penyu disana
cuma ada 1 orang namanya Salim. Pak Salim sangat menguasai permasalahan tentang
penyu-penyu disana.
Pastinya dong?!! Kan cuma
sendirian..
Tapi ngga gitu juga.. belum
tentu semua orang yang menangani penyu sendirian di Pulau Pramuka bakalan bisa
jadi orang seperti Pak Salim itu. Banyak lahh alasannya.. Mulai dari ngga
betah, malas, bosan, ngga mau belajar sampai ke masalah teknis yang biasa
terjadi yaitu kurangnya dana.
Beda dengan Pak Salim.. Beliau
dengan kepeduliannya terhadap lingkungan pesisir pantai dan penyu rela
sendirian menanam bakau di sekitaran pulau pramuka dan memelihara penyu dengan
segenap kasih sayangnya, SENDIRIAN!!
Beliau malah sangat menentang
orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungan atau membuang sampah plastik
sembarangan.
Kalau masih menganggap beliau
biasa-biasa aja salah banget tuhh.. Saking hebatnya, Pak Salim sampai mendapatkan
Penghargaan Kalpataru pada pemerintahan Presiden Soeharto. Salut sama Pak
Salim!!
Lihat fotonya yukss..
*Just info.. Setiap telur penyu
yang Pak Salim temukan di pinggiran pantai, beliau tetaskan.. katanya harusnya
sih ditangkarkan dulu selama 3 bulan baru dilepas-liarkan.. Tapi karena
keterbatasan dana, mau ngga mau Pak Salim mengambil risiko, dengan
melepas-liarkan anakan penyu berusia 3 hari.
Setelah foto-foto sama Pak Salim
dan penyu-penyunya kami semua kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan
pulang ke Pulau Tidung selama ±2 jam, selanjutnya yah kami semua ngantri buat
mandi dan makan lagee..
Makanannya apa yaaaa? Udah ada
yang bisa nebak?
Kalau masih belum tau, saya sebutin
lagi yaaahh.. Ayam goreng, martabak + yang spesial adalahhhhh… pepes ikan (dengan
bumbu kuning). Bwahahahaha.. Kayaknya tukang masaknya paling jago bikin bumbu
kuning kali yahh..
Setelah makan malam, ternyata jam 8an pihak Pulau Seribu Traveling mengadakan BBQan di pinggir pantai. Hehe.. Walaupun perut kenyang, ngga menghalangi kami semua buat makan BBQ. Nyam.. Nyammm.. Uenak tenannn.. Kami makan waktu BBQan adalah ikan bawal dan cumi yang di masak langsung oleh Chef Windy. Haha..
Untuk itu saya dan keluarga berterima kasih buat Mas Windy dan Pulau Seribu Traveling karena perjalanan wisata keluarga kali ini berjalan dengan sangat lancar dan menyenangkan.
Pulau Tidung, Hari ke-3 : Jalan-jalan
dekat, ke Pulau Tidung aja deh..
Hari ketiga pada intinya kita
semua cuma ada waktu sebentar aja di Pulau Tidung, karena pukul 10.00 kita
semua sudah harus kembali ke kapal yang akan membawa kami semua ke Muara Angke
(Jakarta). Disana kami hanya sempat ke pantai di sekitar penginapan, sementara
Papa bayar sisa ongkos travelingnya ke ‘Pulau Seribu Traveling’.
Lalu kami segera berangkat ke
dermaga untuk naik kapal.
*bagian pentingnya adalah, kalau
duduk di kapal lantai 1, ternyata para penumpang bisa lebih leluasa.. Kita bisa
berdiri, ngga kayak di Lantai 2 yang atapnya pendek banget. Terus juga ada yang
bilang kalau duduk di Lantai 2 jadi ngga mual karena ngga liat air laut,tapi
menurut saya sih sama aja. Selama perjalanan ternyata ngga ada yang mabuk laut
kok. Jadi menurut saya sih duduknya enakan di lantai 1 aja, biar bisa berdiri n
ngga kejeduk. Hehe..
Karena kami sekeluarga jarang-jarang
pergi bersama dan berwisata, jadi perjalanan wisata kali ini sangat asyik,
berkesan dan bisa menambah rasa kekeluargaan sambil mengagumi hebatnya kekayaan
alam Indonesia. Kita ngga usah berwisata jauh-jauh juga ternyata ada kok wisata
alam yang bagus banget seperti Pulau Tidung.
No comments:
Post a Comment