Sunday, December 29, 2013

Pulau Tidung, Hari ke-2 : Snorkling (Pulau Payung) & Penangkaran Penyu (Pulau Pramuka)




Walaupun tidur tanpa selimut, ngga ngaruh dehhh.. ngantuknya ngga tahannnn…
Tetep tidur nyenyak dan bangun dengan segar..
Jam 05.30 saya dan keluarga kembali lagi ke Jembatan Cinta.. Rencananya sih liat sun rise, tapi telat.. Haha..

Pulangnya asoyy makan pagiii.. Yess…
Setelah makanan dibuka (karena pakai kotak styrofoam), dilihat dengan baik, dan ditelaah dengan baik…  Lagi-lagi… Afahhhhhhh?! Makanannya sama persis dengan tadi malam. Huahahaha… Isinya nasi uduk, tempe goreng kecap, dannnnn ayam masak kuning.. Oh My God.. Tapi mau gimana lagi.. Masa musti cari lagi makanan di luar.. Ngga dehh, makan aja..

Setelah makan, Mas Windy udah siap lagi di depan penginapan buat melakukan tour selanjutnya, yaitu snorkling. Tentu saja snorklingnya bukan dilakukan di Pulau Tidung, tapi di Pulau Payung.
Menuju ke Pulau Payung pakai kapal nelayan perlu waktu sekitar 40 menit.. Cuacanya ngga bersahabat.. ngga hujan sihh, tapi puanasnya minta ampunnn..
Sabarrr.. sabarr…

Sesampainya di Pulau Payung, udah ngga mikir lagi deh langsung aja pake pelampung dan alat snorklingnya dan nyeburrrrr.. Hehe..

Ngga nyangka dehh, ternyata ngga usah jauh-jauh ke luar Pulau Jawa, di Jakarta juga ada spot snorkling yang keren. Yahh.. Walaupun terumbu karangnya ngga warna-warni seperti di Bunaken atau Raja Ampat, tapi tetep bagus dan beraneka ragam dehh bentuknya..





Bersih dan ada ikannya juga..

Pukul 12.00an, papa memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ke Pulau Pramuka.. Walaupun harus tambah ongkos kapal Rp. 350.000 tapi pengalaman kan penting. Hehe..
Pulau Pramuka ternyata jauh juga lohh dari Pulau Payung. Butuh waktu 1 jam buat sampai kesana. kadang agak bosan juga sih di atas kapal, karena yang keliatan cuma air laut aja. Tapi akhirnya kami sampai juga di Pulau Pramuka yang katanya di sana ada penangkaran penyu.
*Menuju ke penangkaran penyu kita harus melewati jalanan di Pulau Pramuka.. Menarik! Karena beda banget dengan yang pernah saya lihat selama ini.. Jalanannya kecil, ngga bisa masuk mobil, rasanya juga saya ngga melihat ada motor disana.. Sepi!  Dan walaupun badan berasa panas, tapi mata terasa sejuk, soalnya dipinggiran pantai Pulau Pramuka banyak ditanami pohon bakau..



suasana di Pulau Pramuka

Ngga lama kami sampai di penangkaran penyu yang di nanti-nanti.. Penjaganya kaget kita datang, soalnya belum pakai baju. Hihi..
Penjaga penangkaran penyu disana cuma ada 1 orang namanya Salim. Pak Salim sangat menguasai permasalahan tentang penyu-penyu disana.
Pastinya dong?!! Kan cuma sendirian..
Tapi ngga gitu juga.. belum tentu semua orang yang menangani penyu sendirian di Pulau Pramuka bakalan bisa jadi orang seperti Pak Salim itu. Banyak lahh alasannya.. Mulai dari ngga betah, malas, bosan, ngga mau belajar sampai ke masalah teknis yang biasa terjadi yaitu kurangnya dana.
Beda dengan Pak Salim.. Beliau dengan kepeduliannya terhadap lingkungan pesisir pantai dan penyu rela sendirian menanam bakau di sekitaran pulau pramuka dan memelihara penyu dengan segenap kasih sayangnya, SENDIRIAN!!
Beliau malah sangat menentang orang-orang yang tidak peduli dengan lingkungan atau membuang sampah plastik sembarangan.
Kalau masih menganggap beliau biasa-biasa aja salah banget tuhh.. Saking hebatnya, Pak Salim sampai mendapatkan Penghargaan Kalpataru pada pemerintahan Presiden Soeharto. Salut sama Pak Salim!!
Lihat fotonya yukss..

 penyu muda..

saya dan Pak Salim

*Just info.. Setiap telur penyu yang Pak Salim temukan di pinggiran pantai, beliau tetaskan.. katanya harusnya sih ditangkarkan dulu selama 3 bulan baru dilepas-liarkan.. Tapi karena keterbatasan dana, mau ngga mau Pak Salim mengambil risiko, dengan melepas-liarkan anakan penyu berusia 3 hari.

Setelah foto-foto sama Pak Salim dan penyu-penyunya kami semua kembali ke kapal dan melanjutkan perjalanan pulang ke Pulau Tidung selama ±2 jam, selanjutnya yah kami semua ngantri buat mandi dan makan lagee..
Makanannya apa yaaaa? Udah ada yang bisa nebak?
Kalau masih belum tau, saya sebutin lagi yaaahh.. Ayam goreng, martabak + yang spesial adalahhhhh… pepes ikan (dengan bumbu kuning). Bwahahahaha.. Kayaknya tukang masaknya paling jago bikin bumbu kuning kali yahh..

Setelah makan malam, ternyata jam 8an pihak Pulau Seribu Traveling mengadakan BBQan di pinggir pantai. Hehe.. Walaupun perut kenyang, ngga menghalangi kami semua buat makan BBQ. Nyam.. Nyammm.. Uenak tenannn.. Kami makan waktu BBQan adalah ikan bawal dan cumi yang di masak langsung oleh Chef Windy. Haha..

Untuk itu saya dan keluarga berterima kasih buat Mas Windy dan Pulau Seribu Traveling karena perjalanan wisata keluarga kali ini berjalan dengan sangat lancar dan menyenangkan.


Pulau Tidung, Hari ke-3 : Jalan-jalan dekat, ke Pulau Tidung aja deh..

Hari ketiga pada intinya kita semua cuma ada waktu sebentar aja di Pulau Tidung, karena pukul 10.00 kita semua sudah harus kembali ke kapal yang akan membawa kami semua ke Muara Angke (Jakarta). Disana kami hanya sempat ke pantai di sekitar penginapan, sementara Papa bayar sisa ongkos travelingnya ke ‘Pulau Seribu Traveling’.
Lalu kami segera berangkat ke dermaga untuk naik kapal.
*bagian pentingnya adalah, kalau duduk di kapal lantai 1, ternyata para penumpang bisa lebih leluasa.. Kita bisa berdiri, ngga kayak di Lantai 2 yang atapnya pendek banget. Terus juga ada yang bilang kalau duduk di Lantai 2 jadi ngga mual karena ngga liat air laut,tapi menurut saya sih sama aja. Selama perjalanan ternyata ngga ada yang mabuk laut kok. Jadi menurut saya sih duduknya enakan di lantai 1 aja, biar bisa berdiri n ngga kejeduk. Hehe..


Karena kami sekeluarga jarang-jarang pergi bersama dan berwisata, jadi perjalanan wisata kali ini sangat asyik, berkesan dan bisa menambah rasa kekeluargaan sambil mengagumi hebatnya kekayaan alam Indonesia. Kita ngga usah berwisata jauh-jauh juga ternyata ada kok wisata alam yang bagus banget seperti Pulau Tidung.   

No comments:

Post a Comment