Thursday, February 14, 2013

HARI KEDUA DI SURABAYA

HARI KEDUA DI SURABAYA

Sebelum membahas tentang hari kedua kami di Surabaya, ada yang tau ngga kata Surabaya berasal dari kata apa?
Hehe... saya kasi tau aja yah sekalian. Ada pendapat mengenai asal kata Surabaya, bahwa Surabaya berasal dari kata Suro yang berarti hiu (ikan hiu) dan Boyo yang berarti buaya. Jadi hiu dan buaya saat ini yang menjadi landmark kota Surabaya.


 
Hari kedua di Surabaya, Mas Fendi yang baik hati sudah memesankan tiket untuk berkeliling kota Surabaya melalui program House of Sampoerna, yang diadakan setiap pukul 09.00 setiap harinya. Sedikit informasi kalau House of Sampoerna menyelenggarakan semacam program pengabdian kepada masyarakat dengan menyediakan tour keliling kota Surabaya secara GRATIS! Tapi untuk mengikuti tour ini, kita harus melakukan reservasi terlebih dahulu. Dan Mas Fendi sudah memesan tiket sejak 3 hari sebelumnya.
Melalui tour dari House of Sampoerna kita di ajak jalan-jalan keliling kota dengan tujuan yang biasanya berbeda-beda. Kali ini kita berkeliling melalui kota tua, sekali lagi melewati Jembatan Merah, lalu kami semua berhenti di Kelenteng Hok An Kiong, dimana Kelenteng ini merupakan kelenteng tertua di Surabaya yang dibangun tahun 1830. Di kelenteng ini kita singgah sekitar 15 menit untuk berfoto dan melihat-lihat. Lalu dari sana kami semua melanjutkan tour dengan mengunjungi Pasar Atom. Waktu itu di bus, Mba tour Guide bilang kalau Pasar Atom ini dulu yang datang hanya orang-orang kaya saja karena di pasar ini hanya menjual barang-barang yang terbuat dari atom. Karena Mas Fendi duduk jauh dari kami berdua (waktu itu tempatnya penuh dengan ibu-ibu dan anak-anak TK yang sedang melakukan tour bersama kami), Lalu saya dan iis mulai bertanya-tanya, apa yah yang dimaksud dengan atom?? Hehe.. setelah kami turun dan bertanya ke Mas Fendi, barulah kami tahu bahwa yang dimaksud dengan atom adalah barang-barang yang terbuat dari besi atau seng. Jadi yang termasuk dengan barang-barang atom itu seperti panci, katel dll.. ooohhh baru tahu saya...

Di Pasar Atom kami diijinkan berkeliling selama kurang lebih 20 menit. Begitu masuk Pasar Atom berhubung masih pagi, kami hanya melihat toko-toko yang masih tutup atau baru buka saja. Hehe... tapi lumayan lah, kita jadi tau Pasar Atom tuh seperti apa. Ternyata Pasar Atom saat ini banyak menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti pakaian, seprei, makanan, minuman, dan 1 lagi berhubung saat itu hanya selang beberapa hari menjelang hari raya imlek, maka disana cukup banyak juga yang menjual perlengkapan imlek, seperti lilin, angpao, dan hiasan-hiasan imlek seperti (pohon sakura imitasi, gantungan-gantungan berwarna merah dll).
Tak terasa waktu kunjungan di Pasar Atom sudah habis, kami semua bergegas ke bus dan kembali ke camp pertama, yaitu House of Sampoerna. Tournya belum selesai sampai sini saja, karena Sampoerna juga menyediakan tour untuk melihat museum rokok sampoerna dan proses pembuatan rokok Dji Sam Soe. Disana kita bisa melihat foto-foto para pendiri dan direktur PT. Sampoerna dari dulu sampai saat ini, ada juga sepeda dan motor jadoel yang di pakai pendirinya pada waktu itu, peralatan-peralatan yang digunakan untuk membuat rokok. Di lantai 2, kami semua dapat melihat proses pembuatan rokok yang keren bangettt. Disana terdapat lebih dari 400orang terampil  yang sedang membuat rokok (tak tanggung-tanggung mereka semua dapat mengerjakan >300batang rokok dalam sehari; pada bagian yang membungkus rokok, mereka dapat mengepak rokok isi 12 batang hanya dalam waktu 12 detik saja!!). Betul-betul kemampuan yang mengagumkan!
Dari awal saya selalu bilang kalau Hotel Sparkling Backpacker dekat dengan Monumen Kapal Selam kan? Tapi kalian pasti terheran-heran, kapan kita ke monumennya? Katanya deket.. hehe... iya ngga?   

Hehehe... iya, setelah dari House of Sampoerna, baru kita melanjutkan perjalanan ke Monumen Kapal Selam karena waktunya mepet banget, jadi kita baru sempat datang kesana. Disana kita harus membeli tiket seharga Rp. 5000. Langsung deh kita masuk ke kapal selam yang berwarna biru laut (bagian atas) dan hitam (bagian bawah) itu. Woooww... baru pertama kali saya masuk ke sebuah kapal selam. Bentuk dari luarnya sih gede banget, ternyata di bagian dalamnya sempit banget. Rauangan kapal selamnya itu lebih banyak diisi oleh mesin-mesin yang jelas saya ngga tau untuk apa, ada juga kasur-kasur seukuran badan laki-laki dewasa untuk tempat tidur para prajurit, ada ruangan milik kapten yang juga sangat kecil, rudal, Oya yang menurut saya sangat menarik adalah periskopnya (kalau kata Mas Fendi sih biasanya bisa buat liat keluar, bisa liat mobil-mobil yang lewat) yang sayangnya kali ini saya kurang beruntung karena ngga keliatan apa-apa. Hehe.. disana saya menyusuri ruangan demi ruangan sampai akhirnya menemui pintu keluar, lalu kita semua turun, dan barulah kita semua foto-foto dengan kapal selam secara keseluruhan. Hehe..


Dari Monumen Kapal Selam, tanpa menyia-nyiakan waktu kami semua langsung menuju ke tempat wisata selanjutnya yaitu Pagoda di Kanjeran Park. Pagoda ini termasuk pagoda terbesar di Indonesia (Kalau yang tertingginya ada di Semarang namanya Pagoda Watugong). Kalau yang sudah pernah melihat Pagoda di China yang namanya Tian Tan, kalian pasti bakalan nyadar kalau bangunannya mirip banget. Pagoda di Surabaya ini, benar-benar megah, tapi sayang sepertinya kurang terawat, karena banyak sekali rumput liarnya. Mungkin karena besarnya Kanjeran Park dan kurangnya petugas kebersihan yang bertugas disana.
Oya di Kanjeran Park ini juga kita bisa melihat hutan bakau yang banyak didatangi burung camar warnanya putih, bagus deh, lumayan buat nongkrong-nongkrong, karena sambil melihat keindahan pohon bakau dan camarnya, kita juga bisa sambil makan es kelapa yang dingin dan nikmat ditemani dengan makanan khas daerah sana namanya lontong kupang (lontong yang disiram dengan kuah petis+taburan daging kerang kecil-kecil yang banyak banget) dan sate kerang (kerang yang dimasak dengan kecap manis dan ditusuk-tusuk seperti sate, rasanya manis, pedas dan gurih) nyam-nyammmmm beneran  enak nih makanannya... hehehe..
Ngga kerasa waktunya dah agak sore juga, jadi kita langsung cao ke tempat souvenir khas Surabaya, nama tokonya MIROTA. Disana banyak dijual patung-patungan, dari berbentuk wayang, orang negro, ikon khas Surabaya (hiu dan buaya), ada juga gelang, gantungan kunci, sampai tas juga baju dan kain batik. Tidak lupa juga di Toko Mirota ini dijual miniatur pecut khas Madura (yang kemarin saya pingin sekali beli)  dengan harga terjangkau hanya Rp. 4000 saja. Hehehe.. Di toko Mirota saking asiknya kami lihat-lihat tak terasa sudah jam 16.00 lagi.

Berhubung saya dan Iis memutuskan untuk pindah hotel (tidak lagi di Hotel Sparkling Backpacker) ke hotel yang lebih dekat dengan Bandara Juanda, jadi dari Toko Mirota, saya, Iis dan Mas Fendi bergegas ke daerah sekitar Bandara. Jujur saja disana kami belum punya alternatif hotel sama sekali. Setelah berkeliling ternyata ada hotel baru dan bagus namanya Sinar Hotel, langsung saja saya dan Iis segera turun dari mobil dan menayakan tarif hotel per malam, heee... ternyata harganya mahal banget (menurut kita sihhh).. permalamnya Rp. 389.000.. Biasanya kan kita nyari hotelnya yang Rp. 100.000-150.000. hehe... maklum budgetnya sedikit.
Jadi kami berkeliling lagi cari hotel dengan harga terjangkau... setelah sekian lama, akhirnya di dekat pintu gerbang TNI AU ada banyak banget hotel, sekitar 6 hotel berderet disana.. setelah pilih-pilih, akhirnya saya dan Iis memutuskan untuk menginap di Hotel Menara Suci, alasannya hotel ini adalah hotel yang paling besar dibandingkan dengan yang lainnya, selain itu juga hotel ini melayani pemberangkatan jamaah haji dan juga jasa tour dan travel. *jadi keliatannya meyakinkan banget..
Oya ngga lupa juga saya dan Iis pamitan dengan Mas Fendi karena sudah meluangkan waktunya untuk jalan-jalan bersama kita. Kalau ngga ditemenin, ngga tau deh gimana cara jalan-jalannya soalnya di Surabaya kan mau kemana-mana jauuuhhh banget, apalagi buat kita yang baru pertama kali datang kesana (pasti bingung dehh...).  MAKASIH SEKALI LAGI YAH MASSSS....

Walaupun lebih besar dibanding dengan hotel-hotel lain disekitarnya, hotel ini mematok tarif yang murah dan terjangkau. Kamar standar hanya Rp. 90.000 saja, sedangkan kamar standar+ yang saya pilih hanya Rp. 100.000 dengan kamar madi luar dan kipas angin. Tempat tidurnya juga sangat luas dan nyaman karena terdiri dari ranjang bertingkat, dibagian bawah ranjang ukuran king, diatasnya ranjang ukuran queen. Hehehe..
Lumayanlah bisa tidur walaupun dengan keringat yang tetap mengalir deras. Soalnya kamarnya puanaaassss sekali walaupun pakai kipas angin. Hehehe... (padahal baru bisa ketawa setelah sampai Bandung)
*sekalian ngasih tau juga, di sekitar hotel ini ada yang jual buah-buahan harganya murah banget. Waktu itu kami iseng-iseng tanya harga buah naga, ternyata hanya Rp. 15.000/kg. Hehe... akhirnya saya beli buah naga 2kg dan iis beli buah naganya 1kg. Lumayan, soalnya kalau di Bandung harga buah naga bisa mencapai Rp. 15.000/buah. Hehehe..

No comments:

Post a Comment