Sesampainya di Yogyakarta saya ngga sempet mampir ke hotel!
Karena waktu itu Lele yang naik pesawat udah keburu datang duluan (jam 8pagi)
dan bertemu teman-temannya yang sudah tiba di Yogyakarta hari Kamis.
*kami menginap di Hotel Poncowinatan, sekitar 15menit
berjalan kaki dari malioboro, dan 5menit berjalan kaki ke tugu Yogya.
HOTEL PONCOWINATAN
Alamat:
Jl. Poncowinatan 3
Yogyakarta 55233
Indonesia
Indonesia
Phone: (0274) 561 331
Harga menginap permalam : RP. 150.000-350.000
Hotel Poncowinatan tempat saya menginap
Setibanya di Yogyakarta, Lele dan teman-temannya memutuskan
untuk makan pagi sambil menunggu kedatangan saya (± jam 09.00)..
Jadi akhirnya saya di jemput Lele dan teman-temannya di
perempatan Pincul (ngga jauh dari Tugu Yogya), dan dari sana kami melanjutkan
perjalanan ke Museum Merapi.
*museum merapi berada daerah Kaliurang sekitar 1jam perjalanan dari
Kota Yogyakarta, perjalanan kali ini kami lakukan dengan menyewa mobil + supirnya
dengan harga Rp. 350.000 belum termasuk bensin.
Di Museum Merapi, kami melihat berbagai macam foto-foto
ketika letusan Gunung Merapi terjadi pada tahun 2010 dan letusan pada tahun-tahun
sebelumnya, disana juga ada replika gunung merapi yang cukup besar, ada juga
batu-batuan hasil erupsi gunung merapi yang sangat menarik untuk dilihat.
*sebagai informasi, letusan merapi yang baru terjadi pada
tahun 2010dan itu ternyata adalah letusan yang paling besar diantara
letusan-letusan lainnya pada tahun-tahun sebelumnya
Gunung Merapi terakhir meletus pada tahun 2010 silam. Sejak Sejak tahun
1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Menurut keterangan di
Wikipedia, letusan-letusan kecil terjadi tiap 2-3 tahun, dan yang lebih
besar sekitar 10-15 tahun sekali
Asyik juga liat-liat tentang museum merapi, museumnya
besarrr dan memiliki informasi yang
lengkap tentang kegunung merapian.. disana kita juga bisa tahu lebih banyak
tentang Gunung Merapi, di Museum itu juga ada banyak gambar-gambar serta
maket-maket mengenai letusan-letusan gunung yang lain yang ada di dunia, hanya
dengan membayar tiket masuk seharga Rp. 3.000.
Tapi sayang banget dehh, Museum Merapi yang besarr dan megah
itu seperti biasa terjadi di Museum-museum lain yang ada di Indonesia.. Tidak terawat!!! Sayang banget yahh, padahal
museumnya berisi informasi-informasi penting dan menarik, tapi saking ngga
terawatnya banyak banget atap-atap yang bolong.
Akibatnya, karena pada saat saya berkunjung kesana sedang
hujan deras, banyak banget air-air yang merembes dan menggenang dilantai museum!!
Rencananya sih selesai dari Museum Merapi, kami mau
melanjutkan perjalanan ke daerah Rumah Mbah Marijan yang tertutup lahar dingin
merapi, yahhh, tapi sayang hujan turun deras!! Jadi, sambil menunggu hujan
berhenti, kami memutuskan untuk menonton di bioskop yang ada di Museum itu, dengan
membayar tiket Rp. 5.000 saja..
*Filmnya menceritakan tentang, bagaimana para pengamat
Gunung Merapi bekerja untuk mengukur keadaan Gunung Merapi, alat-alat yang
digunakan, bagaimana proses meletusnya sebuah gunung, proses pembentukan kawah
Gunung Merapi dan lain-lain.. Film yang saya tonton itu berdurasi sekitar
20menit dengan tema yang sangat menarik.
Sayangnya, filmnya menggunakan Bahasa Inggris.. walaupun
saya mengerti isi dan maksud film yang dipertontonkan, namun mungkin juga ada wisatawan
lain yang kurang mengerti Bahasa Inggris, sehingga cenderung melihat gambarnya
saja tanpa tahu apa yang dimaksudkan dari cerita tersebut. Karena pada museum
itu memang lebih banyak penduduk lokal dan wisatawan domestik yang datang
(malah waktu itu, tidak ada wisatawan mancanegara yang menonton filmya).
Bukan bermaksud menyudutkan pihak museum, tapi akan lebih
baik kalau filmnya juga menggunakan teks berbahasa Indonesia supaya semua orang
dapat memahami apa yang diceritakan dalam film tersebut. Hehe..
Selesai menonton film tentang merapi, kami kira hujan sudah
berhenti, tapi ternyata masih belum berhenti juga tuh hujan.. ampun dehh..
Rencananya jadi berantakan!
Tapi di mobil, sang supir bilang kalau kami masih bisa
berkunjung ke salah satu tempat wisata disana, yaitu Kaliadem.. hehe.. lumayan
lah daripada ngga ada lagi yang bisa dikunjungin..
Kaliadem adalah salah satu jalur turunnya lahar dingin,
disana kita bisa liat kalau ternyata Kaliadem yang dulunya dalem banget,
menjadi sangatttt dangkal karena tertutup lahar.. pas saya lihat Kaliadem kaget
juga lohh.. karena sisi sebelah kiri jembatan yang lebih dekat dengan Gunung
Merapi jaraknya hanya sekitar beberapa meter saja dari tinggi jembatan,
sedangkan sisi sebelah kanannya sangat dalam (*mungkin karena lahar yang mau
lewat terhalang oleh tiang-tiang jembatan). Kerennnn!!
Kaliadem biasanya agak kering. Karena hujan, ada air mengalir
* Disana juga kita bisa liat truk-truk penambng pasir yang lagi
berhenti beroperasi karena ditinggalkan para pekerjanya karena hujan. Supirnya
bercerita bahwa kalau sedang hujan, Kaliadem sangat berbahaya, lahar yang
berada di sekitar gunung merapi berpotensi turun kebawah dan menimpa para
penambang pasir.
No comments:
Post a Comment